Permintaan Melemah, Ekspor Minyak Sawit Anjlok 32,5% di September

Image title
Oleh Maesaroh
12 November 2021, 15:23
ekspor sawit, kelapa sawit, CPO
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/tom.
Pekerja memanen tandan buah segar kelapa sawit di kebun milik salah satu perusahaan kelapa sawit di Kecamatan Candi Laras Selatan, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Kamis (11/11/2021).

Setelah melonjak di bulan Agustus, ekspor minyak sawit Indonesia turun signifikan di bulan September. Penurunan terjadi karena sejumlah negara dari India, Cina, dan negara-negara Uni Eropa mengurangi pemesanan.

Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), volume ekspor minyak sawit Indonesia di bulan September mencapai 2,886 juta ton. 

Angka tersebut turun 32,5% dibandingkan yang tercatat pada bulan Agustus yakni 4,274 juta ton.

Secara nilai, ekspor minyak sawit di bulan September turun 29,8% menjadi US$3,11 miliar dari US$4,43 miliar di bulan Agustus.

 Penurunan volume ekspor terjadi di hampir semua negara mitra dagang. terutama India.

Pada bulan September, volume ekspor ke India mencapai 275,5 ribu ton, turun 71,3% dibandingkan pada bulan sebelumnya (958,5 ribu ton).

India mengekspor minyak sawit dalam jumlah besar pada bulan Agustus karena adanya  penurunan pajak impor di India dari 15% menjadi 10% untuk minyak sawit dan minyak nabati lainnya yang berlaku akhir 30 Juni sampai 30 September 2021.

Juga, adanya krisis energi di negara tersebut serta persiapan Diwali.

Sementara itu, ekspor minyak sawit ke Cina pada bulan September turun 42,94% menjadi 467,4 ribu ton dari 819,2 ribu ton di bulan Agustus.

Kendati turun secara bulanan, ekspor ke Cina tetap naik 25,7% secara year on year.

 Ekspor ke Belanda turun 83,5% menjadi 33,46 ribu ton di bulan September dari 203 ribu ton di bulan sebelumnya.

Ekspor ke Malaysia di September mencapai 35,1 ribu ton atau turun  81,74% dibandingkan pada bulan Agustus (192,2 ribu ton).
Namun, dibandingkan pada September tahun lalu, ekspor ke Malaysia naik 52%.

Kawasan Uni Eropa secara keseluruhan mengimpor 219,6 ribu ton minyak sawit dari Indonesia pada bulan September, turun 52,54% dibandingkan pada bulan Agustus (462,8 ribu ton).

 Penurunan nilai ekspor minyak sawit lebih disebabkan karena menurunnya permintaan karena secara harga masih naik.

Sebagai catatan, harga CPO Cif Rotterdam pada bulan September US$ 1.235/ton, lebih tinggi dibandingkan bulan Agustus sebesar US$ 1.226/ton.

"Kenaikan harga minyak sawit mungkin disebabkan rendahnya stok awal bulan September yang hanya 3,4 juta ton, 1,1 juta ton lebih rendah dari stok awal Agustus," tutur GAPKI, dalam siaran pers, Kamis (11/11).

Secara keseluruhan, ekspor minyak sawit pada periode Januari-September mencapai 25,679 juta ton, naik 6,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni 24,079 juta ton.

Sementara itu, konsumsi  produk minyak sawit dalam negeri di bulan September mencapai 1,475 juta ton, hanya naik 0,7% dibandingkan bulan Agustus (1,465 juta ton).

Konsumsi tersebut di antaranya untuk oleokimia sebesar 181 ribu ton, naik dibanding pada bulan Agustus sebesar 178 ribu ton.

Konsumsi  untuk biodiesel di September mencapai 622 ribu ton, naik dibanding yang tercatat di bulan Agustus (569 ribu ton).

Konsumsi untuk pangan turun cukup signifikan menjadi 672 ribu ton di bulan September dari 718 di bulan Agustus.

 Secara keseluruhan, konsumsi dalam negeri pada Januari-September mencapai 13,73 juta ton, naik 6,7% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya (12,92 juta ton).

Produksi minyak sawit di bulan September mencapai 4,57 juta ton, turun 1% dibandingkan yang tercatat pada bulan Agustus (4,62 juta ton).

Produksi CPO di bulan September sebanyak 4,18 juta ton, turun tipis dbandingkan di bulan Agustus (4,22 juta ton).

Sementara itu, produksi palm kernel oil (PKO )  di September tercatat 397 ribu ton, turun 0,8% dibandingkan 400 ribu ton di bulan Agustus.

Sepanjang Januari-September, produksi sawit mencapai 38,15 juta ton, naik 1,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (37, 72 juta ton).

Dengan pencapaian kinerja ekspor, konsumsi dan produksi, stok akhir di bulan September adalah 3,65 juta ton.
Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan pada bulan September tahun lalu yang tercatat 5,34 juta ton.


Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...