Dialog Sosial sebagai Mitigasi K3 dan Peningkatan Produktivitas

Padjar Iswara
Oleh Padjar Iswara - Tim Riset dan Publikasi
30 April 2022, 14:53
Dialog sosial Keselamatan kerja
PBB

”Kami mengundang pakar-pakar psikologi. Lalu kami juga mengundang dokter-dokter yang berkaitan dengan kesehatan mental,” kata dia.

Menurut Siri, penerapan dialog sosial dalam dinamika budaya K3, membutuhkan komitmen dari level manajemen.

Selain itu, kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) sekaligus anggaran akan sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan penerapan budaya K3.  Dia melihat top manajemen perusahaan berkomitmen. Misalnya, membuat kebijakan bekerja dari rumah dan termasuk perusahaan menyediakan pelaksanaan tes COVID-19.

Ratih Ibrahim, psikolog klinis dan CEO Personal Growth mengatakan, talenta SDM sedari awal harus dijadikan aset penting perusahaan. Dengan demikian, ke depan penguatan kualitas SDM akan sejalan dengan peningkatan produktivitas perusahaan.

“Dalam mempersiapkan ‘the what’s next’, hal yang perlu diupayakan adalah SDM betul-betul produktif dan unggul sehingga bisa menciptakan produktivitas dalam organisasi bisnis,” kata dia.

Ratih melanjutkan, penerapan budaya K3 harus dimulai melalui dialog sosial. Selain menciptakan empati di seluruh lini perusahaan, dialog sosial akan mendorong cara berpikir kronologis ketika perusahaan mengantisipasi kecelakaan kerja.

“Untuk menciptakan dialog sosial yang sehat dalam rangka membangun budaya kerja yang positif, dibutuhkan adanya proses yang dimulai dari persepsi, mindset, sampai perilaku,” ujar dia.

Ratih mengatakan, membentuk lingkungan kerja yang positif dapat dimulai dari investasi waktu terhadap kerja-kerja psikoedukasi. Berbagai kerja psikoedukasi ini di masa mendatang akan berdampak pada tumbuhnya budaya kerja yang positif di lingkungan perusahaan.

“Empati ini bisa ditumbuhkan dari kegiatan psikoedukasi yang di antaranya berupa, webinar, diskusi, dan pelatihan,” katanya.

Sementara itu, Direktur Ketenagakerjaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Mahatmi Saronto mengatakan peran Bappenas dalam penguatan K3 di tingkat korporasi antara lain menggencarkan perencanaan dan pengawasan.

Kemudian hal tersebut akan ditindaklanjuti lebih jauh dengan penerapan di tingkat nasional maupun daerah.

“Hal ini memang perlu dikolaborasikan bersama-sama,” kata dia.

Kegiatan pengenalan budaya K3 itu juga perlu menyasar berbagai pihak. “Kami akan memetakan sistem berbagai penerapan pengenalan budaya K3,” ujar Mahatmi.

Mahatmi menambahkan bahwa Bappenas mendukung Kementerian Ketenagakerjaan sebagai leading sector ketenagakerjaan untuk mendorong penerapan sistem menajamen K3 di tingkat korporasi.

Namun penerapan sistem manajemen K3 juga akan semakin kuat apabila ada sinergi dari berbagai lembaga beserta fungsinya masing-masing.

“Kami akan mendukung dalam bentuk regulasi terkait dengan K3. Kebetulan kami memiliki cakupan koordinasi yang luas,” ujar dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...