Penyebab 95% Kargo dari Belawan Harus Lewat Singapura dan Malaysia

Andi M. Arief
13 Juli 2022, 16:53
pelabuhan belawan, kargo, singapura
ANTARA FOTO/Septianda Perdana/foc.
Petugas operator Pelindo 1 memantau aktivitas peti kemas di Terminal Pelabuhan BICT Belawan Medan, Sumatera Utara, Rabu (15/7/2020).

Kementerian BUMN menilai pengiriman kargo yang tak langsung ke negara tujuan ini membuat ongkos ekonomi lebih mahal karena biaya logistik yang bertambah. Kementerian mencatat waktu pengapalan barang ekspor dari Pelabuhan Belawan ke negara tujuan bertambah sekitar 34%, sedangkan ongkos pengapalan lebih mahal hingga 30%.

Sebagai simulasi, waktu pelayaran langsung dari Indonesia ke Amerika Serikat hanya perlu 23 hari, tapi waktu tersebut bertambah menjadi 31 hari karena singgah di Malaysia atau Singapura.

Secara rinci, sebanyak 51% total volume ekspor dari Pelabuhan Belawan singgah di Malaysia sebelum ke negara tujuan. Adapun, total volume ekspor yang singgah di Singapura adalah 44%, sedangkan yang singgah di Thailand sebesar 5%.

Badan Pusat Statistika (BPS) mendata negara tujuan ekspor dari Sumatra Utara mencapai lebih dari 30 negara. Berdasarkan volume barang ekspor, negara tujuan ekspor yang mendominasi adalah Cina atau sebesar 16%.

Negara tujuan ekspor lainnya yang berasal dari Sumatra Utara adalah India (6,7%), Jepang (6,2%), dan Amerika Serikat (4%). Kontribusi Malaysia dan Singapura dalam negara tujuan ekspor kurang dari 2% berdasarkan volume barang ekspor. 

Berdasarkan data PT Pelindo, volume barang ekspor yang keluar dari Pelabuhan Belawan mencapai 550.871 TEUs peti kemas. Dari seluruh volume tersebut, sebanyak 59% singgah di Malaysia, 25% singgah di Singapura, dan 16% singgah di Thailand, Taiwan, dan beberapa negara lain.

Tidak hanya Pelabuhan Belawan, sebagian besar pelabuhan ekspor di Pulau Sumatra hanya sebagai pelabuhan pengumpan (feeder) ke Malaysia atau Singapura. Erick menilai praktik ini menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan lantaran biaya logistik dibayarkan dalam Dolar Amerika Serikat.

Melansir dari situs investmentmonitor.ai, Pelabuhan Shanghai di Tiongkok menempati urutan puncak sebagai pelabuhan tersibuk di dunia pada 2020. Lalu lintas peti kemas di pelabuhan ini mencapai 43,5 juta TEUs (twenty-foot equivalent unit). Berikut grafik Databoks: 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...