Ekspor Bijih Mentah Dilarang, Nilai Ekspor Nikel Meroket 405% Setahun

Happy Fajrian
18 Oktober 2022, 15:40
ekspor nikel, larangan ekspor nikel, bps
PT Antam TBK
Olahan nikel.

Pemerintah juga sedang menyiapkan alternatif lain agar kebijakan hilirisasi nikel di Indonesia tak terganggu dengan keputusan WTO tersebut. Mendag menegaskan, posisi pemerintah sudah jelas bahwa program hilirisasi menjadi prioritas utama.

“Untuk hilirisasi itu harga mati bagi kita. Untuk menyelamatkan itu masih banyak jalan menuju Roma. Jadi hilirisasi tidak akan terganggu,” ujarnya. Indonesia juga masih memiliki kesempatan untuk melakukan banding apabila dinyatakan kalah dalam gugatan.

Aktivitas Perusahaan Smelter Nikel
Aktivitas Perusahaan Smelter Nikel (ANTARA FOTO/Jojon/aww.)

Produsen Tak Khawatir Indonesia Kalah Gugatan

Sementara itu produsen nikel mengaku tak khawatir putusan WTO akan mengganggu hilirisasi, meskipun Indonesia dinyatakan kalah dan harus membuka keran ekspor.

Bos PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, menilai menang-kalahnya Indonesia di forum WTO tidak akan berdampak pada kelanjutan proyek hilirisasi nikel di Indonesia. Hal ini karena ekspor bijih nikel dinilai tak ekonomis lagi.

“Kalau kami lihat, ekspor bijih mentah ke luar negeri untuk diproses di luar negeri, itu biaya transportasinya besar sekali, mungkin tidak berimbang dengan harga bijih sendiri," ujarnya Selasa (13/9).

Adapun nikel terdapat pada bijih nikel tipe saprolit dan limonit yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik. Febri menilai, saat ini praktik pertambangan nikel kerap kali berdekatan dengan pabrik pengolahan atau smelter nikel.

Lokasi yang berdekatan diharap bisa mempemudah proses pemurnian dan hilirisasi. Hal tersebut dapat dijumpai smleter nikel limonit milik Vale di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.

“Harus inheren dan diproses di dekat tambangnya. Di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, pabrik pengolahan dibangun di dekat tambang. Sebenarnya banyak sekali manfaat jika diproses di dalam negeri. Kita bisa menghemat biaya transportasi kalau tidak diekspor ke luar negeri,” ujarnya.

“Hingga 2014, smelter nikel di Indonesia hanya dua. Milik Vale dan Antam. Saat ini smelter sudah banyak sekali,” tambahnya.

Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) mencatat sudah ada 31 smelter yang mengolah bijih nikel menjadi Nickel Pig Iron atau NPI. Selain itu, masih ada 50 smelter yang sedang dalam proses konstruksi dan perencanaan serta pengurusan perizinan.

Sehingga pada 2025 ditargetkan ada 81 smelter nikel yang beroperasi di Indonesia dan membutuhkan pasokan bahan baku sekitar 250 juta ton bijih nikel. Simak databoks berikut:

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...