Plus dan Minus Usulan Merger Garuda Indonesia, Citilink dan Pelita Air

Andi M. Arief
23 Agustus 2023, 18:22
Garuda Indonesia.
Garuda Indonesia
Garuda Indonesia.

Rencana merger ini mengemuka setelah Erick meninjau perbandingan jumlah pesawat di Indonesia dan Amerika Serikat dengan perhitungan populasi dibanding rata-rata perbandingan pendapatan per kapita. Dalam perhitungan Erick, Indonesia masih kekurangan sekitar 200 pesawat. Untuk mengurangi ketertinggalan jumlah pesawat tersebut, Erick tidak menutup kemungkinan adanya penggabungan ketiga maskapai BUMN guna menekan biaya logistik. "BUMN terus menekan biaya logistik. Sebelumnya biaya logistik mencapai 23%, sekarang jadi 11%. Kami juga upayakan Pelita Air, Citilink, dan Garuda merger untuk menekan cost," katanya.

Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra mengatakan perusahaannya mendukung dan memandang positif upaya wacana merger dengan Pelita Air. Adapun, Citilink, saat ini merupakan entitas dari Garuda Indonesia Group.

"Kami sampaikan bahwa hingga saat ini proses diskusi terkait langkah penjajakan aksi korporasi tersebut masih terus berlangsung intensif," kata Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra dalam keterangan resminya, Selasa (22/8).

Irfan menjelaskan, rencana pengembangan masih dalam tahap awal. Saat ini Garuda tengah mengeksplorasi secara mendalam atas berbagai peluang sinergi bisnis yang dapat dihadirkan untuk bersama-sama dapat mengoptimalkan aspek profitabilitas kinerja. Merger ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem bisnis industri transportasi udara di Indonesia.

Aksi Merger Maskapai Global

Beberapa maskapai global telah menempuh merger dan akuisisi. Lembaga Palgrave Macmillan membuat riset bertajuk Mergers and Acquisitions in the Airline Industry. Riset tersebut menjelaskan merger perusahaan maskapai penerbangan bertujuan untuk menjaga kelangsungan finansial perusahaan dan mengurangi kelebihan kapasitas.

Palgrave mencatat industri penerbangan secara historis memiliki margin keuntungan rendah sekitar 2% sampai 3% dan sangat sensitif terhadap perekonomian global. Lebih dari 100 maskapai penerbangan telah mengajukan kebangkrutan sejak 1979.

"Industri penerbangan secara keseluruhan telah mengalami kerugian kumulatif selama 120 tahun keberadaannya," tulis laporan itu, dikutip Rabu (23/8).

Untuk menjaga keberlangsungan bisnis, maskapai global menempuh aksi korporasi merger dan akuisisi. Setidaknya terdapat lima maskapai yang menempuh merger di antaranya British Airways, Air France dan KLM dan Delta Airlines dan Northwest.

Daftar lengkap maskapai penerbangan yang melakukan aksi merger, bisa baca di sini

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...