Lika-Liku Proyek Giant Sea Wall: Ditolak Anies, Kini Digarap Prabowo

Sorta Tobing
10 Januari 2024, 16:39
Giant Sea Wall, tanggul laut raksasa, tanggul laut
ARIEF KAMALUDDIN | KATADATA
Proyek Giant Sea Wall di pesisir Jakarta.
Button AI Summarize

Pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall di sepanjang pantai utara (Pantura) Jawa akan segera dibangun. Titik awalnya berada di wilayah pesisir DKI Jakarta dengan nilai proyek Rp 164,1 triliun. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan proyek ini mendesak untuk terealisasi. Sebab, penurunan tanah di Pantura telah mencapai sekitar 1 centimeter (cm) sampai 25 cm per tahun. 

Di sisi lain, terdapat ancaman kenaikan permukaan air laut hingga 1 cm sampai 15 cm per tahun di beberapa lokasi yang dapat memicu banjir rob. Pemerintah mengantisipasi keadaan darurat tersebut untuk menjaga sektor ekonomi nasional yang masih terpusat di Pulau Jawa.

Kawasan Pantura menyumbang sekitar 20.7% produk domestik bruto (PDB) nasional dan menampung 70 kawasan industri, lima kawasan ekonomi khusus, 28 kawasan peruntukan industri, dan lima wilayah pusat pertumbuhan industri. 

Airlangga mengatakan estimasi kerugian ekonomi akibat banjir di pesisir Jakarta mencapai Rp 2,1 triliun per tahun. Angka ini dapat meningkat hingga mencapai Rp 10 triliun dalam sepuluh tahun ke depan. "Tentu ini berakibat langsung terhadap kehilangan opportunity cost," ujarnya dalam seminar di Jakarta, Rabu (10/1). 

Salah satu yang terlibat dalam pembangunannya adalah Kementerian Pertahanan yang dipimpin Prabowo Subianto. Keterlibatannya karena ada Universitas Pertahanan sebagai lembaga akademis untuk melaksanakan kajian proyek pembangunan tanggul raksasa tersebut.

Prabowo mengatakan pembangunan giant sea wall di seluruh pesisir Pantura membutuhkan waktu hingga 40 tahun. "Karena itu, saya tugaskan Universitas Pertahanan untuk melakukan kajian terkait apa yang dilakukan segera," ucapnya. 

Tanggul Laut
Ilustrasi Tanggul Laut. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

Apa Itu Proyek Giant Sea Wall?

Pembangunan tanggul laut raksasa bermula untuk menangani banjir di Jakarta. Proyek ini digagas di era Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo. Pada 2007 pemerintah bekerja sama dengan Kementerian Infrastruktur dan Lingkungan Belanda. Kegiatan untuk mengkaji proyek tersebut bernama Jakarta Coastal Development.

Master plan proyek rampung pada 2008. Firma arsitektur asal Rotterdam, Kuiper Compagnons, dan konsorsium perusahaan Belanda yang mengerjakannya. 

Lalu, realisasi proyeknya terjadi pada Oktober 2014. Ketika itu, Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung dengan Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak melakukan pelaksanaan implementasi Program Pengembangan Kawasan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).

Melansir situs Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, hadir dalam acara itu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Alisjahbana, Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C Sutardjo.

"NCICD bertujuan untuk memecahkan permasalahan, memulihkan, dan meningkatkan ketahanan lingkungan Ibu Kota Negara RI secara terintegrasi," kata Hermanto kala itu. 

Fase awal program NCICD meliputi pembuatan tanggul sepanjang 32 kilometer, revitalisasi waduk atau kolam retensi banjir dan pompa, serta peningkatan kapasitas dan muara sungai. Pembangunan tanggul laut raksasa termasuk dalam proyek tersebut. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...