Neraca Beras Defisit Jelang Ramadan: Pembelian dibatasi dan Harga Naik

Andi M. Arief
31 Januari 2024, 06:00
harga beras, beras,
ANTARA FOTO/Hasrul Said/YU/Spt.
Pedagang merapikan beras dagangannya di Jalan Rajawali, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (2/1/2024).

Pemilik Warung Toko Raffa Jaya, Raffasyah memperoleh beras dengan harga yang sudah naik Rp 1.200 per kilogram. Padahal menurut dia, pasokan beras di pasar terpantau aman.

Berdasarkan pengamatan Katadata.co.id, Toko Raffa Jaya menjual beras medium dan premium. Raffasyah mencatat, konsumen cenderung membeli beras premium ketimbang medium.

"Beras medium ada juga yang membeli, tetapi kualitasnya jelek dan tidak laku," kata Raffasyah.

Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras atau Perpadi memprediksi harga beras baru akan turun paling cepat pertengahan Maret.

Sebelumnya, Ketua Umum Perpadi Sutarto Alimoeso menilai harga beras di pasar hanya dapat turun maksimal 10% pada akhir kuartal pertama. Ini karena panen padi mulai tumbuh pada pertengahan Maret.

Sutarto menjelaskan, pertumbuhan harga beras sepanjang Januari disebabkan oleh pasokan domestik yang minim. El Nino menggeser waktu tanam dari Oktober 2023 menjadi bulan ini, sehingga masa panen bergeser dari Januari - Februari menjadi Maret - April 2024.

Bapanas mendata, tingkat konsumsi bulanan beras secara nasional 2,54 juta ton. Sementara itu, produksi beras pada Januari diproyeksikan hanya 930 ribu ton atau susut 30,59% secara tahunan.

Lembaga itu memperkirakan, produksi beras pada Februari hanya 1,32 juta ton atau 53,68% secara tahunan. Dengan demikian, total produksi beras pada Januari - Februari hanya mencapai 2,25 juta ton, sedangkan konsumsi nasional 5,08 juta ton. Surplus beras sepanjang 2023 juga hanya 270.000 ton.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...