Menteri ESDM Ungkap Satu Smelter Nikel Siap Beroperasi Akhir 2024

Mela Syaharani
3 Juli 2024, 17:32
smelter nikel, esdm, psn
ANTARA FOTO/Jojon/aww.
Ilustrasi aktivitas smelter nikel di Konawe, Sulawesi Tenggara.
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Kementerian ESDM mengungkapkan bahwa proyek pengolahan dan pemurnian atau smelter nikel milik PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria) di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, siap beroperasi akhir tahun ini.

"Saya berkesempatan melihat kemajuan fisik proyek smelter dari Ceria, kita harapkan bahwa mechanical compression bisa selesai Oktober dan bisa commissioning akhir tahun ini," kata Menteri ESDM Arifin dalam siaran pers, dikutip Rabu (3/7).

Arifin mengatakan smelter nikel Ceria merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang termaktub ke dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga Atas Perpres Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

Proyek fasilitas pemurnian bijih nikel milik Ceria merupakan proyek smelter Indonesia pertama yang didanai oleh perbankan nasional, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Arifin mengatakan bahwa pemerintah terus berusaha memfasilitasi lembaga perbankan untuk mendanai proyek-proyek smelter maupun sektor energi lainnya.

Smelter dengan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang pada tahap awal dibangun satu jalur produksi (1 x 72 MVA) akan difungsikan untuk mengolah bijih nikel saprolit. Namun kedepannya akan dibangun sebanyak empat lajur produksi (4 X 72 MVA) secara bertahap dengan kapasitas produksi 252.700 ton per tahun.

Smelter tersebut nantinya akan mendapatkan pasokan listrik dari PLN dengan total kapasitas 414 MVA (352 MW) yang telah disepakati dengan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL). Pasokan listrik smelter ini akan mulai dialirkan bertahap pada tahun ini.

Arifin menyampaikan pemerintah berharap pelaku industri pemurnian mineral harus bisa mengembangkan ekosistem untuk produk akhir elektrifikasi, karena Indonesia memiliki sumber daya mineral yang sangat bernilai. Salah satunya yang menjadi bahan baku untuk baterai NMC atau Nikel Cobalt Mangan.

“Kita punya nikel, limonite yang mengandung cobalt cukup signifikan. Kemudian kita juga masih punya sumber mangan di Nusa Tenggara Timur, nah inilah yang harus kita integrasikan,” ujarnya.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...