Waskita Tak Mau Lagi Garap Bisnis Jalan Tol, Apa Penyebabnya?

Ringkasan
- YouTube memblokir video musik dari Adele, Bob Dylan, Green Day, R.E.M, Nirvana, dan artis lain di AS karena gagal bernegosiasi lisensi dengan SESAC, organisasi yang mewakili lebih dari 35 ribu artis dan penerbit musik, mengelola lebih dari 1,5 juta lagu.
- SESAC, yang memiliki kemampuan untuk memblokir pertunjukan musik di berbagai platform termasuk streaming dan radio, menuntut pembayaran royalti dan perlindungan hak cipta untuk para penulis lagu yang diwakilinya, mempersulit YouTube untuk menayangkan konten tanpa kesepakatan yang adil.
- YouTube mengklaim telah berusaha melakukan negosiasi itikad baik dengan SESAC untuk memperbarui kesepakatan tetapi gagal mencapai kesepakatan yang adil, menyebabkan pemblokiran konten milik artis yang diwakili SESAC di AS, dan berusaha mencapai kesepakatan baru.

PT Waskita Karya Tbk memastikan tak akan lagi masuk ke bisnis jalan tol setelah mendivestasi seluruh aset jalan tolnya. Mereka akan fokus pada bisnis inti perusahaan sebagai perusahaan konstruksi.
"Setelah kita melakukan divestasi seluruh jalan tol, kita tidak akan masuk ke jalan tol, kecuali ada penugasan. Divestasi jalan tol, kami lakukan sesegera mungkin," ujar Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho di Jakarta, Rabu.
Waskita berencana akan melakukan divestasi sejumlah aset tol yang dikelola di bawah PT Pemalang Batang Toll Road (PBTR), PT Cimanggis - Cibitung Tollways (CCT), PT Hutama Marga Waskita (HMW) pada tahun ini.
"Semakin cepat semakin baik kita bisa melakukan divestasi, paling tidak kita bisa mengurangi liabilitas yang menjadi kewajiban manajemen untuk menguranginya," kata Hanugroho.
Divestasi jalan tol merupakan salah satu fokus Waskita ke depan untuk menyelesaikan sejumlah kewajiban perusahaan. Waskita, menurut dia, akan terus berupaya menjaga stabilitas keuangan perusahaan.
Adapun ke depan, menurut dia, Waskita Karya akan kembali fokus pada bisnis inti perusahaan, yakni konstruksi sektor gedung, infrastruktur air, jalan, dan jembatan.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang belum diaudit, BUMN konstruksi ini membukukan rugi bersih hingga Rp 3 triliun pada 2024. Total utangnya hingga akhir tahun lalu menembus Rp 45,8 triliun.
Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho menjelaskan, sebagian besar berasal dari Master Restructuring Agreement (MRA) senilai Rp 26,26 triliun. Selain itu, terdapat utang dari obligasi dan sukuk sebesar Rp 9,76 triliun. Selain itu Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP) Rp 5,24 triliun, dan utang ke vendor Rp 3,7 triliun.
Ada pula kewajiban pajak sebesar Rp 1,04 triliun sepanjang 2024. “Kalau melihat posisi sekarang ini laporan unaudited untuk tahun 2024, total ekuitas juga trennya akan terus turun ini menjadi Rp 8,7 triliun pada 2024,” kata Hanugroho dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) BUMN Karya dengan Komisi VI DPR pada Rabu (5/3).
Ppria yang biasa disapa Oho itu mengatakan, Waskita Karya meraup pendapatan sebesar Rp 10,6 triliun sepanjang 2024. Angka itu turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp11 triliun.