Zulhas Yakin Airlangga Bisa Lobi AS, Atasi Tarif Impor Trump ke RI

Ringkasan
- Ledakan roket Starship SpaceX mengganggu 240 penerbangan dengan menyebabkan penundaan, pengalihan, dan penahanan di udara. FAA menetapkan area respons puing untuk memastikan keselamatan penerbangan.
- FAA meminta SpaceX untuk investigasi atas kegagalan misi dan memastikan prosedur keselamatan terpenuhi sebelum peluncuran berikutnya. Ini merupakan ledakan kedua berturut-turut dalam uji coba peluncuran Starship.
- Elon Musk menyebut ledakan ini sebagai kemunduran kecil dan memperkirakan Starship berikutnya siap dalam 4-6 minggu. FAA masih menyelidiki insiden dan mempertimbangkan langkah selanjutnya sebelum memberi izin penerbangan berikutnya.

Pemerintah akan segera melakukan diplomasi dengan Amerika Serikat (AS) untuk merespons kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump. Rencananya, pemerintah akan bernegosiasi dengan US Department of Agriculture (USDA) atau Departemen Pertanian AS.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menegaskan bahwa langkah negosiasi dipilih untuk menghindari perang dagang dan menjaga hubungan strategis kedua negara. Dia juga yakin Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bisa melobi AS.
“Soal tarif, saya sudah koordinasi juga dengan Pak Menko Ekonomi Airlangga. Tentu kita harus segera melakukan diplomasi,” ujar Zulhas di Jakarta, Selasa (8/4).
Ia menekankan pentingnya hubungan yang saling membutuhkan antara Indonesia dan AS, khususnya dalam sektor perdagangan pangan.
“AS adalah pemasok kedelai nomor satu kita. Jadi, kita tidak bicara soal balas-membalas tarif. Kita pilih jalur perundingan. Saya kira diplomasinya Pak Menko akan menyelesaikan semuanya,” kata Zulhas.
Pertimbangan Impor dan Investasi
Sebelumnya, dalam Rapat Koordinasi Terbatas Lanjutan terkait kebijakan tarif resiprokal AS, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Indonesia memiliki waktu terbatas untuk merespons kebijakan tersebut, yakni hingga 9 April 2025.
“Kita menyiapkan rencana aksi dengan mempertimbangkan beberapa hal, termasuk impor dan investasi dari Amerika Serikat,” kata Airlangga dalam rapat yang digelar secara virtual pada Minggu (6/4).
Menurut Airlangga, pemerintah memilih pendekatan diplomatik demi menjaga stabilitas ekonomi nasional serta iklim investasi. "Alih-alih menerapkan tarif balasan, kami memilih strategi yang saling menguntungkan," ujarnya.
Pemerintah juga terus mencermati potensi dampak dari kebijakan tarif ini, terutama terhadap sektor industri padat karya berorientasi ekspor, seperti industri garmen dan alas kaki, yang sangat bergantung pada pasar AS.