Cegah Penyebaran Virus Corona, Tiongkok Wajibkan Bank 'Cuci Uang'

Hari Widowati
17 Februari 2020, 20:34
virus corona, bank sentral tiongkok wajibkan perbankan cuci uang, desinfektan, menghancurkan uang untuk mencegah penularan virus corona, Tiongkok, virus corona menular lewat uang
ANTARA FOTO/REUTERS/China Daily
Pekerja medis dengan baju pelindung merawat seorang pasien di dalam ruang isolasi Rumah Sakit Palang Merah Wuhan di Wuhan, pusat terjadinya penularan virus korona baru, di provinsi Hubei, China, Minggu (16/2/2020).

(Baca: Cegah Virus Corona Menyebar, Imigrasi Tangkal 109 Orang Masuk RI )

Studi Mengenai Uang Tunai 

Belum jelas bagaimana virus corona bisa mencemari uang tunai di Tiongkok. Virus corona akan mati setelah beberapa jam berada di udara, apalagi jika terkena cairan disinfektan. Sebagian besar masyarakat di pusat kota juga tidak lagi menggunakan uang tunai. Penggunaan aplikasi sistem pembayaran bisa dikatakan hampir menyeluruh di Negeri Panda itu.

Namun, beberapa studi sebelumnya menunjukkan bahwa uang tunai bisa sangat kotor. Setiap dolar yang dipindahkan dari satu orang ke orang lainnya membawa sebagian dari lingkungan di mana uang tersebut berada. Menurut studi yang dilakukan di New York pada 2017, beberapa hal yang bisa ditemukan pada uang tunai adalah DNA dari hewan peliharaan, jejak obat terlarang, bakteri, dan virus.

(Baca: Korban Tewas Corona 1.770 Orang, Tiongkok Batasi Lalu Lintas Warga)

Meski demikian, bukan berarti uang tunai berbahaya untuk kesehatan manusia. Penularan penyakit melalui uang tunai sangat jarang ditemukan dan tidak ada wabah yang dimulai dari mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Namun, dengan banyaknya kasus infeksi baru yang dilaporkan setiap hari di Tiongkok, pemerintah setempat memilih lebih berhati-hati.

Hingga saat ini, virus corona telah menyebar ke 28 negara. Tiongkok menjadi negara yang paling terdampak oleh wabah ini. Dari 1.775 korban jiwa, hanya lima kematian yang terjadi di luar Tiongkok. Dari 71.319 kasus infeksi yang dilaporkan di seluruh dunia, sebanyak 70.548 kasus ada di negara Xi Jinping tersebut.

Otoritas setempat menerapkan aturan yang ketat, termasuk menempatkan 60 juta penduduk dalam karantina penuh maupun sebagian. Masyarakat bukan hanya takut menyentuh uang, karena tak ingin tertular virus corona, mereka lebih memilih berada di dalam rumah. Beberapa perusahaan retail, seperti Starbucks dan McDonald menerapkan kebijakan yang menghindari kontak langsung dengan konsumen dalam layanannya.

(Baca: McDonald's dan Starbucks Layani Pelanggan di Tiongkok 'Tanpa Kontak')

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...