AS - Tiongkok Bersiap Teken Kesepakatan untuk Redam Perang Dagang

Image title
Oleh Ekarina
15 Januari 2020, 17:52
AS - Tiongkok Bersiap Teken Kesepakatan untuk Redam Perang Dagang.
ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque/File Foto
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berhadapan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Kedua negara akan bertemu untuk meneken kesepakatan perdagangan fase pertama.

Meskipun kesepakatan itu bisa menjadi dorongan besar bagi para petani dan beberapa produsen industri besar di AS, beberapa analis mempertanyakan kemampuan Tiongkok untuk mengalihkan impor dari mitra dagang lainnya ke Amerika Serikat.

“Saya menemukan perubahan radikal dalam pengeluaran Tiongkok akan mustahil. Saya memiliki ekspektasi rendah dalam tujuan bertemuan tersebut,” kata Jim Paulsen, Kepala strategi investasi di Leuthold Group di Minneapolis. "Tapi saya pikir seluruh negosiasi telah menjadikan bola permainan kedua lebih maju," tambahnya.

(Baca: Kesepakatan Dagang Tahap I AS-Tiongkok Rampung, Berikut Perinciannya)

Adapun pada kesepakatan fase pertama yang dicapai Desember lalu itu telah memuat sejumlah komitmen berupa pembatalan tarif AS. Semula AS menetapkan tarif tinggi untuk telepon seluler buatan Negeri Panda, mainan dan komputer laptop dan menurunkan separuh tarif menjadi 7,5% dari barang-barang Tiongkok bernilai sekitar US$ 120 miliar, termasuk televisi layar datar, headphone bluetooth dan alas kaki.

Namun, tarif 25% tetap akan diberlakukan untuk sejumlah besar barang industri dan komponen Tiongkok senilai US$ 250 miliar yang digunakan oleh pabrikan AS.

Dengan meningkatnya tarif ini telah menaikkan biaya input untuk produsen AS hingga menurunkan daya saing mereka. Seperti yang diungkap perusahaan produsen mesin diesel Cummins Inc (CMI.N) yang mengatakan bahwa kebijakan itu membuat perusahaan harus membayar US$ 150 juta untuk tarif impor mesin dan coran produksi Tiongkok.

Meski demikian, pelaku usaha meyakini pertemuan AS dan Tiongkok sebagai langkah positif untuk menghilangkan hambatan tarif.

Namun, angan-angan berakhirnya perang dagang AS-Tiongkok kembali menjadi tanda tanya setelah dua pejabat Gedung Putih, Robert Lighthizer dan Steven Mnuchin menuturkan soal tinjauan ulang kemungkinan penghapusan tarif setelah pemilihan AS pada November 2020. Keduanya mengeluarkan pernyataan bersama bahwa tidak ada perjanjian tertulis atau lisan untuk pengurangan tarif di masa depan.

Mnuchin bahkan mengungkapkan bahwa Trump mungkin akan mempertimbangkan pelonggaran tarif jika dua ekonomi terbesar dunia itu bergerak cepat untuk menggenggam kesepakatan tindak lanjut dalam negosiasi fase II.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...