Israel dan Palestina Saling Gempur, PBB Serukan Gencatan Senjata

Martha Ruth Thertina
6 Mei 2019, 12:36
Perang Israel Palestina di Jalur Gaza
ANTARA FOTO/REUTERS/SUHAIB SALEM
Sebuah bola api terlihat saat serangan udara Israel di Kota Gaza, Sabtu (4/5/2019).

(Baca: Amerika Serikat dan Israel Keluar dari UNESCO)

Hingga kini, jumlah korban tewas belum bisa dipastikan, namun berbagai kantor berita asing memberitakan jumlahnya telah melebihi 20 orang. Tenaga medis menyatakan warga Palestina yang tewas termasuk seorang perempuan dan keponakannya yang berumur 14 bulan.

Pihak Israel membantah keduanya tewas imbas penyerangan oleh militernya, melainkan oleh kegagalan penembakan oleh Hamas. Mengutip BBC, Israel mengatakan keduanya kemungkinan terbunuh oleh roket yang ditembakkan dari wilayah Palestina yang tidak mencapai target.

Hingga kini, eskalasi konflik masih meningkat. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan telah memerintahkan serangan besar-besaran ke kamp-kamp Hamas. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan dukungan penuh terhadap langkah Israel.

Ia menyebut langkah Israel tersebut sebagai upaya melindungi penduduknya dari bombardir roket yang mematikan oleh grup teroris Hamas dan Islamic Jihad. “Kepada penduduk Gaza, tindakan teroris melawan Israel tidak akan menghasilkan apa pun kecuali kemalangan. Hentikan kekerasan dan bekerja bersama menuju kedamaian – Itu bisa terjadi!” kata Trump melalui akun Twitter-nya.   

Koordinator PBB untuk Pendamaian Timur Tengah Nickolay Mladenov meminta semua pihak untuk segera melakukan de-eskalasi dan kembali pada kesepakatan yang sudah dibuat. “Saya sangat peduli terhadap eskalasi bahaya lainnya di Gaza dan kehilangan tragis atas nyawa manusia,” kata dia.

Israel dan Mesir melakukan blokade ketat di Gaza sejak Hamas memegang kontrol di wilayah tersebut pada 2007. Aljazeera melaporkan, menyusul pertempuran berat pada akhir Maret 2019, Israel sepakat untuk memperlonggar blokade, dengan barter yaitu penghentian penembakan roket.

Pelonggaran blokade tersebut termasuk perluasan area penangkapan ikan, peningkatan impor ke Gaza, dan distribusi bantuan dari Qatar. Namun, Israel disebut tidak menjalankan kesepakatan-kesepakatan tersebut, dan kembali melakukan ekspansi zona penangkapan ikan pada akhir April.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...