Tur Raja Salman ke Asia di Tengah Defisit Anggaran Arab Saudi

Martha Ruth Thertina
27 Februari 2017, 19:07
sambut raja salman
ANTARAFOTO/Wahyu Putro A
Seorang warga membawa poster Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud, di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (26/2).

Persoalan defisit anggaran Saudi berlanjut hingga tahun lalu, meski jumlahnya menciut menjadi sekitar Rp 1.305 triliun. Perbaikan tersebut seiring dengan membaiknya harga minyak dunia dan kebijakan pemerintah memangkas belanja.

Pemerintah telah memotong gaji pegawai negeri sipil, juga mengurangi besaran subsidi energi. Mengacu pada data perusahaan investasi asal Arab, Jadwa, anggaran untuk kesehatan dan pendidikan juga tercatat berkurang.

Persoalan defisit tersebut telah memaksa Arab Saudi mengambil utang asing. CNN Money memberitakan, posisi utang luar negeri pemerintah mencapai US$ 17,5 miliar atau setara Rp 62,3 triliun pada Oktober 2016. (Baca juga: Raja Arab Datang, Saudi Aramco Teken Kontrak Perluasan Kilang Cilacap)

Mengacu laporan program penyeimbangan fiskal 2020 yang dicanangkan akhir tahun lalu, Pemerintah Arab Saudi harus melakukan sederet langkah agar defisit anggaran tak berlarut-larut. Bila tak mengambil langkah apapun, pemerintah harus memotong belanja modal setidaknya 90 persen, memangkas belanja operasional pemerintah setidaknya 30 persen, serta memangkas gaji dan tunjangan pensiun pegawai serta pejabat pemerintah.

(Baca juga: Hebohnya Bandara Jakarta dan Bali Sambut 8 Pesawat Raja Arab)

Selain memperluas investasi untuk mendorong pendapatan negara, pemerintah juga masih akan menjalankan kebijakan penghematan. Pemerintah bakal kembali mengurangi subsidi energi di antaranya subsidi gas dalam beberapa tahun ke depan. Tahun lalu, penyesuaian harga bahan bakar minyak tersebut berhasil menghemat anggaran pemerintah sebesar 28 miliar riyal atau setara Rp 99,6 triliun.

“Harga dari produk-produk tersebut akan kami revisi secara periodik, berdasarkan kenaikan persentase yang terkait dengan harga pasar internasional,” demikian tertulis dalam dalam laporan itu. (Baca juga: Pemerintah Minta Diskon Harga Minyak Mentah ke Raja Arab)

Selain itu, pemerintah berencana menaikkan pajak. Padahal, sebelumnya, pemerintah telah menaikkan biaya visa bagi pengunjung dan pajak yag dibayarkan penduduk.

Di sisi lain, pemerintah berupaya mendorong perekonomian dengan mengalokasikan dana investasi 200 miliar riyal atau setara Rp 707,7 triliun untuk mendorong diversifikasi sektor usaha. Selain itu, ada juga alokasi bantuan untuk rumah tangga dengan ekonomi rendah dan menengah mulai tahun ini. Alokasinya diperkirakan 70 miliar riyal atau setara Rp 249 triliun per bulan pada 2020.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...