Tiga Juta Pasien Corona di Dunia, Beberapa Negara Ini Masih Nol Kasus

Martha Ruth Thertina
28 April 2020, 18:59
corona, virus corona, negara bebas corona, negara tanpa corona
www.visitsolomons.com
Solomon Islands di Samudera Pasifik

Tajikistan juga belum melaporkan satu pun kasus corona. Meskipun, dikutip dari Radio Free Europe Radio Liberty (RFE/RL), terdapat peningkatan laporan kasus pneumonia dan penyakit pernapasan yang fatal, serta pemakaman-pemakaman dengan prosedur seperti untuk penyakit menular.

Sumber RFE/RL mengatakan, mereka menerima jenazah-jenazah yang dibungkus dengan kain dan berbau klorin. Jenazah-jenazah tersebut tidak boleh dibuka. Sumber lain mengatakan, adanya keluarga yang harus melakukan pemakaman tanpa jenazah.

Terdapat juga kasus di mana ambulans langsung membawa jenazah ke pemakaman, dan keluarga hanya diperbolehkan melakukan upacara singkat, beberapa meter dari ambulans.

(Baca: Risiko dan Protokol Keamanan Penanganan Jenazah Pasien Corona)

Pemerintah Tajikistan dilaporkan melakukan tekanan terhadap media yang memberitakan seputar masalah kesehatan. Pemerintah menuding media menyebarkan rumor yang salah dan membuat kepanikan.

Situs berita Akhbor diblok pada 22 April setelah mempublikasikan artikel tentang peningkatan kasus penyakit misterius dan kematian di negara tersebut. Dua jurnalis lokal dipanggil polisi untuk diinterogasi setelah mempertanyakan informasi dari Kementerian Kesehatan dalam konferensi pers.

Tajikistan berbatasan darat dengan Tiongkok yang merupakan episentrum awal virus corona. Negara tersebut juga berbatasan dengan tiga negara lainnya yang telah melaporkan temuan ratusan hingga ribuan kasus corona yaitu Kyrgyzstan, Uzbekistan, dan Afganistan.

RFE/RL mencatat berdasarkan data statistik Tajikistan per 27 April, tes corona di negara berpenduduk 9 juta jiwa tersebut baru dilakukan terhadap 4.100 orang.

Kementerian Kesehatan Tajikistan menyatakan punya 46.900 alat tes dari Rusia, Tiongkok, dan Jerman. Di sisi lain, negara tersebut hanya memiliki satu laboratorium di ibu kota, Dushanbe, yang mampu memproses tes corona.

Sejatinya, sample tes juga dikirimkan ke laboratorium di Rusia dan Inggris untuk mengantisipasi eror di laboratorium Dunshanbe. Namun, praktik tersebut berhenti seiring penutupan penerbangan internasional mulai 19 Maret.

(Baca: Tes Imunitas Corona dan Harapan Ekonomi Kembali Berputar)

Kepala Kantor WHO di Dynshanbe Galina Perfilyeva mengatakan, dengan kapasitas diagnosis yang terbatas, sulit untuk menyimpulkan bahwa tak ada kasus corona di Tajikistan. “Sebagaimana di negara lain, tidak mungkin untuk melaksanakan tes laboratorium terhadap seluruh populasi untuk mengidentifikasi mereka,” ujarnya.

WHO berencana untuk mengirim spesialis ke negara pimpinan Presiden Emomali Rahmon tersebut untuk menilai situasinya.

4. Korea Utara

Korea Utara masih menyatakan nihil kasus corona meski negara tetangganya, Tiongkok dan Korea Selatan, mencatatkan puluhan ribu kasus. Namun, beberapa media melaporkan adanya kasus kematian tentara dan sipil di negeri pimpinan Kim Jong Un tersebut, karena gejala yang mirip corona.

Pada Februari, Daily NK -- media yang berbasis di Korea Selatan dan fokus pada pemberitaan soal Korea Utara – memberitakan sebanyak lima orang meninggal karena Covid-19 di Sinuiju, kota hub perdagangan yang berbatasan dengan Tiongkok. Surat Kabar Korea Selatan Chosun Ilbo juga pernah melaporkan soal dua orang yang diduga terinfeksi corona di kota tersebut.

(Baca: Kandidat Kuat Pemimpin Korut Bila Kim Jong Un Meninggal Dunia)

Sedangkan pada awal Maret, Daily NK memberitakan, sebanyak 180 tentara dari berbagai markas meninggal dunia karena gejala yang mirip dengan Covid-19, sedangkan sebanyak 3.700 lainnya dikarantina. Ini berdasarkan informasi dari sumber militer di Korea Utara.

NORTHKOREA-POLITICS
Korea Utara (Antara Foto/Reuters/KCNA)

Otoritas dilaporkan telah memerintahkan rumah sakit militer untuk melakukan disinfeksi terhadap area karantina dari para tentara yang sakit. Disinfeksi dengan menggunakan metil alkohol alias metanol.

Baru-baru ini, Daily NK memberitakan seorang warga Korea Utara yang melarikan diri ke Tiongkok dan ditembak penjaga perbatasan dinyatakan positif Covid-19.

Di tengah pandemi corona, rumah sakit modern dibangun cepat di Pyongyang.  Seremonial pembangunan rumah sakit terjadi pada pertengahan Maret 2020 dan dihadiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

(Baca: Bahaya Pandemi Corona di Balik “Tembok” Korea Utara)

Ia mengatakan keputusan pembangunan rumah sakit dibuat dalam rapat Partai Buruh pada Desember 2019. Ini seiring kesadaran tak adanya tempat pelayanan medis yang “sempurna dan modern”, bahkan di ibu kota.  

Kim Jong Un mendeklarasikan pembangunan rumah sakit tersebut sebagai prioritas pertama. Pembangunan ditargetkan rampung secepatnya, yaitu sebelum peringatan pendirian 75 tahun Partai Buruh pada Oktober 2020. Untuk itu, rencana-rencana proyek konstruksi lainnya di tahun ini ditunda.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...