WHO: Uji Coba Pengobatan Virus Corona Menunjukkan Data yang Positif

Agustiyanti
13 Mei 2020, 06:52
WHO, virus corona, pandemi corona, pasien covid-19, pengobatan virus corona
ANTARA FOTO/REUTERS/Caitlin Ochs/nz/cf
Ilustrasi. Virus corona telah menginfeksi 4,2 juta orang di seluruh dunia dan membunuh lebih dari 280 ribu orang.

Sementara itu, obat malaria yang sebelumnya diperjuangkan oleh Presiden AS Donald Trump untuk melawan corona gagal menunjukkan manfaat pada pasien Covid-19 berdasarkan studi yang dilakukan bulan ini. Laporan dokter juga menunjukkan bahwa penggunaan obat hydroxycholoquine tidak mengurangi kebutuhan pasien yang membutuhkan bantuan pernapasan atau risiko kematian.

Di sisi lain, Pejabat WHO mengatakan corona merupakan virus yang sangat rumit sehingga sulit untuk memproduksi vaksin untuk melawan. Lebih dari 100 jenis vaksin untuk melawan Covid-19 sedang dikembangkan, beberapa saat ini sedang dalam uji klinis. WHO mengatakan pada bulan April vaksin akan memakan waktu setidaknya 12 bulan.

(Baca: WHO Peringatkan Perokok Berisiko Lebih Tinggi jika Terjangkit Covid-19)

Harris mengatakan bahwa Amerika saat ini menjadi pusat pandemi, meski kini tengah terjadi peningkatan kasus di Afrika. Namun, dia mengatakan benua itu memiliki "keuntungan besar" dibandingkan negara lain yang memiliki lebih sedikit pengalaman terhadap penyakit menular.

“Mereka memiliki infrastruktur pelacakan kontak yang sangat baik dan ingatan yang mendalam,” kata Harris.

Saat ditanya mengapa terjadi penyebab ledakan kasus virus corona di AS dan Brazil, ia mengatakan bahwa banyak yang tidak mengindahkan peringatan WHO sejak awal bahwa penyakit ini sangat serius dan mematikan.

Ia pun menyatakan kembali bahwa pihaknya akan melakukan peninjauan atas berbagai tindakan yang telah diambil dan terbuka untuk melakukan diskusi. WHO banyak dikritik, terutama oleh AS, karena memberikan informasi yang salah di awal penanganan virus corona.

Presiden AS Donald Trump saat ini tengah mencoba membuka kembali ekonomi dengan cepat, melawan rekomendasi dari para pakar kesehatan yang meminta untuk bergerak dengan hati-hati guna menghindari gelombang dua lonjakan kasus. Virus corona telah menewaskan lebih dari 80.000 orang di Amerika Serikat, angka kematian tertinggi di dunia.

Sementara Brasil kini mencatatkan 168.331 kasus positif virus corona dengan jumlah kematian mencapai 11.519 orang, paling tinggi di antara negara berkembang.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...