Tiongkok Bidik Australia jadi Musuh Baru Perang Dagang
Menteri Perdagangan Simon Birmingham menyebutkan Australia dapat mengajukan banding atas pengenaan tarif anti-dumping 73,6% dan tarif anti-subsidi 6,9% yang diterapkan untuk semua gandum Australia mulai pada hari ini, Selasa (19/5).
"Australia sangat kecewa dengan keputusan Tiongkok untuk mengenakan tarif gandum," katanya dalam sebuah pernyataan.
Dia pun menolak dasar keputusan ini dan akan menilai rincian temuan sementara sambil mempertimbangkan langkah selanjutnya.
Australia bukan satu-satunya negara yang mengajukan pertanyaan tentang asal-muasal virus corona. Namun, hal tersebut telah memicu ketidaksenangan Tiongkok.
(Baca juga: Hubungan Merenggang, Trump Tolak Renegosasi Dagang dengan Tiongkok)
"Kami memiliki semua hak untuk mengajukan banding atas masalah ini lebih lanjut dan yakin bahwa petani Australia adalah di antara yang paling produktif di dunia, yang beroperasi tanpa subsidi harga dari pemerintah," ujarnya.
Berbeda dengan koleganya, Menteri Pertanian Australia justru bersikap lebih lunak. Dikutip dari ABC.net.au, Menteri Pertanian David Littleproud mengatakan Australia tidak sedang terlibat perang dagang dengan Tiongkok, dan tak akan melakukan pembalasan kendati dikenai tarif.
Keduanya secara efektif mengakhiri perdagangan gandum dengan Tiongkok, pasar paling menguntungkan bagi petani di Australia dengan nilai ekspor sekitar US$ 1,5 miliar.
(Baca: Trump Ancam Tak Bayar Utang ke Tiongkok, Apa Akibatnya?)
Littleproud mengatakan dia akan "sangat kecewa" jika tarif ini dikaitkan dengan keputusan Australia untuk meminta penyelidikan independen ke majelis kesehatan dunia.
"Kenyataannya mereka terpisah," kata Littleproud, sambil menambahkan bahwa warga Australia harus bangga bahwa pemerintah mereka telah memimpin permintaan untuk penyelidikan global.