Kembali Muncul di Republik Demokratik Kongo, Apa Itu Virus Ebola?

Sorta Tobing
2 Juni 2020, 13:09
wabah ebola, apa itu virus ebola, gejala penyakit ebola, wabah ebola muncul di kongo, congo, Covid-19, virus corona
www.who.int
Ilustrasi. Wabah ebola muncul kembali di Republik Demokratik Kongo di tengah pandemi Covid-19.

Penularannya juga dapat melalui jarum suntik dan infus yang terkontaminasi, serta pelayat yang menyentuh jenazah yang meninggal karena ebola. Binatang pun bisa menjadi pembawa virus.

Virus ini mampu memperbanyak diri di hampir semua sel inang. Kelelawar mampu menularkan virus tersebut.

Tidak seperti manusia, kelelawar kebal terhadap virus-virus tersebut. Daging kelelawar yang menjadi konsumsi manusia pun dapat menularkan virus ebola.

(Baca: WHO Perkirakan Vaksin Corona Tersedia Paling Cepat Akhir 2021)

Apakah Sudah Ada Vaksin Ebola?

Sampai sekarang belum ada vaksin untuk mencegah infeksi penyakit ebola. Pengobatan yang spesifik pun belum ditemukan.

WHO menyebut pengembangan vaksin ebola masih berjalan sampai sekarang. Sebuah eksperimen vaksin menunjukkan hasil positif di Guinea pada 2015. Nama vaksin itu adalah rVSV-ZEBOV, dan telah diuji ke 11.841 orang.

Sebanyak 5.837 orang yang menerima vaksin tersebut, tidak terinfeksi ebola selama 10 hari atau lebih setelahnya. Sebagai pembanding, ada 23 kasus dalam 10 hari terjadi pada orang-orang yang tidak mendapatkan vaksin.

(Baca: Kinerja WHO dalam Sorotan, Apa Perannya selama Pandemi Corona?)

Bagaimana Penanganan Pasien Ebola?

Untuk mendiagnosisnya, pasien harus melakukan tes PCR atau polymerase chain reaction. Pemeriksaan laboratorium ini serupa dengan tes virus corona.

Petugas medis akan mengambil sampel dahak, lendir, atau cairan dari nasofaring (bagian antara hidung dan tenggorokan) dan orofaring (bagian antara mulut dan tenggorokan). Sampel itu kemudian diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi material genetik dari sel, bakteri, atau virus.

Setelah hasil tes keluar, pasien yang positif akan masuk ruang isolasi. Ia akan menerima penanganan kesehatan sesuai gejalanya. Misalnya, pemberian obat penurunan panas, transfusi darah, dan pemasangan infus.

Pasien dinyatakan sembuh setelah hasil laboratorium menunjukkan hasil negatif, bebas tanda dan gejala selama tiga hari berturut-turut.

(Baca: Trump Akhiri Hubungan AS dengan WHO di Tengah Pandemi Corona)

Halaman:
Reporter: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...