Selandia Baru jadi Negara Terbaik Hadapi Covid-19, RI di Posisi 19

Image title
30 November 2020, 14:17
covid-19, virus corona, pandemi corona, pandemi, gerakan 3M, internasional
ANTARA FOTO/REUTERS/Phil Noble/WSJ/dj
Foto Phil Noble. Warga melambaikan tangan dari jendela di Manchester, Inggris, Minggu (27/9/2020). Bloomberg menyebut Selandia Baru sebagai negara dengan penanganan Covid-19 terbaik.

Dengan cara tersebut, negara-negara Eropa peringkat teratas berhasil menghindari lonjakan kasus, seperti yang melanda negara-negara seperti Perancis, Inggris, dan Italia akiabt memperbolehkan perjalanan liburan musim panas.

Pengujian dan pelacakan yang efektif merupakan ciri khas dari hampir semua 10 teratas. Seperti Korea Selatan yang menempati posisi keempat.

Negara tersebut juga memperbanyak alat diagnosa dalam beberapa minggu setelah munculnya virus. Bahkan memelopori pengujian tes Covid-19 dengan cara drive-through.

Negara itu juga memiliki pasukan pelacak kontak yang cepat yang mencari kelompok kasus Covid-19 berdasarkan catatan kartu kredit dan rekaman kamera pengintai. Selain itu, Korea Selatan dan negara Asia lain seperti Jepang, dan Pakistan telah belajar dari pengalaman menangani epidemi MERS pada 2015 dan wabah SARS pada 2003.

Di sisi lain, beberapa negara demokrasi paling terkemuka di dunia justru mencatatkan kinerja yang buruk, seperti AS, Inggris, dan India yang kontras dengan keberhasilan negara-negara otoriter seperti Tiongkok dan Vietnam. Hal itu menimbulkan pertanyaan apaah masyarakat demokratis cocok untuk mengatasi pandemi.

Namun, Bloombger mencatat delapan dari 10 negara teratas dalam penanganan pandemi merupakan negara demokrasi. Keberhasilan dalam menahan Covid-19 dengan gangguan paling sedikit tampaknya tidak terlalu bergantung pada sistem politik suatu negara, tetapi pada pemerintahan yang memapu meningkatkan kepercayaan dan kepatuhan masyarakatnya.

Ketika warga memiliki kepercayaan pada otoritas dan bimbingan pemerintah, karantina mungkin tidak diperlukan sama sekali. Seperti yang ditunjukkan oleh Jepang, Korea dan, Swedia.

Selandia Baru juga menekankan komunikasi sejak awal. Dengan sistem peringatan empat tingkat yang memberi orang gambaran yang jelas tentang bagaimana dan mengapa pemerintah akan bertindak saat wabah berkembang.

Di sisi lain, Pejabat Penyakit Menular Utama AS, Anthony Fauci, mengatakan investasi dalam infrastruktur kesehatan masyarakat juga penting. Terutama terkait sistem pelacakan kontak, pengujian yang efektif, dan pendidikan kesehatan yang mendukung sosialisasi cuci tangan dan pemakaian masker wajah.

"Itu merupakan kunci untuk menghindari karantina wilayah yang melumpuhkan ekonomi." ujar Fauci dikutip dari Bloomberg pada Senin (30/11).

Masyaraakt yang padu juga membantu penanganan pandemi. Hal itu tercermin dalam masyarakat Jepang dan Skadinavia. "Masyarakat tersebut sangat sedikit ketidaksetaraan dan menerapkan kedisiplinan dalam bermasyarakat. Itulah mengapa mereka berada di puncak,” kata Alan Lopez, Profesor dan Direktur Grup Penyakit Global Universitas Melbourne.

Negara-negara dengan Penanganan Covid-19 yang Buruk


Kurangnya tanggapan yang efektif terhadap virus corona oleh AS telah menjadikan negara tersebut pusat perkembangan pandemi paling tinggi di dunia. Negara adidaya tersebut mejadi nomor satu dalam jumlah kasus dan kematian akibat virus corona. 

Hal itu merupakan hasil dari lambatnya pemeritnah AS merespon pandemi corona. Selain itu, kurangnya peralatan medis dan pasokan Alat Pelindung Diri (APD), tidak adanya koordinasi dalam upaya tes dan pelacakan, serta politisasi penggunaan masker menjadikan AS .

Administrasi Presiden Donald Trump yang akan keluar dari Gedung Putih justru fokus pada vaksin. Sekitar US$ 18 miliar dialokasikan untuk pengembang vaksin yang dikenal sebagai Operation Warp Speed.

Fokus tunggal tersebut meningkatkan AS pada peringkat 18. Namun, kemanjuran luar biasa dari vaksin mRNA eksperimental, yang mendapat izi penggunaan darurat di AS pada awal bulan depan, dapat menandai titik balik penanganan pandemi negara tersebut.

AS telah memesan dosis paling banyak di dunia dengan lebih dari 2,6 miliar. Hal itu berdasarkan perjanjian pasokan potensial dan final yang dilacak oleh para peneliti dari Duke Global Health Innovation Center.

Namun, tantangan monumental dalam mendistribusikan vaksin ke seluruh negeri tetap ada. "Dalam kasus AS, satu-satunya hal yang telah mereka lakukan dengan baik yaitu mendanai lebih banyak R&D, tidak hanya untuk perusahaan yang berbasis di AS, tetapi untuk perusahaan di seluruh dunia, termasuk Eropa," kata Bill Gates di Forum Ekonomi Baru Bloomberg bulan ini. 

Meski begitu, keunggulan AS terhadap vaksin tidak dimiliki negara di Amerika Latin, wilayah yang paling hancur akibat pandemi. Negara-negara di wilayah tersebut pun mengisi paruh bawah peringkat Bloomberg dengan Meksiko bernasib terburuk di posisi 53.

Tingkat tes yang tersedia di negara tersebut hanya mencapai 62%. Hal itu menunjukkan infeksi yang tidak terdeteksi telah tersebar luas. Pejabat Meksiko telah mengakui bahwa jumlah kematian di negara itu kemungkinan besar secara signifikan lebih tinggi daripada data resmi, karena pengujian yang terbatas.

Selanjutnya Brasil yang berada di peringkat ke-37. Negara tersebut mencatatkan kasus tertinggi ketiga di dunia. 

Direktur Program Amerika Latin di Washington D.C. Wilson Center, Cynthia Arnson,  mengatakan Presiden Brasil Jair Bolsonaro dan Andres Manuel Lopez Obrador dari Meksiko bertingkah seperti Trump yang berulang kali meremehkan ancaman virus corona. Pendekatan kepemimpinan yang angkuh itu, ditambah kurangnya jaring pengaman sosial dan sistem kesehatan masyarakat yang kuat, telah memperburuk krisis Covid-19 di negara merkea.

Amerika Latin merupakan wilayah paling urban di dunia, dan sebagian besar penduduknya hidup dalam kondisi padat di mana sulit menerapkan jarak sosial. Tingginya proporsi orang yang mengandalkan pekerjaan informal dan upah harian membuat hanya sedikit yang bersedia tinggal di rumah.

“Kesenjangan besar antara layanan kesehatan publik dan swasta telah terjadi di wilayah tersebut, seperti juga bentuk ketimpangan lainnya, termasuk dalam pendidikan,” kata Arnson.

Halaman:

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...