Menlu Retno ke Jepang Bawa Agenda Investasi, Otomotif & Vaksin Corona

Cahya Puteri Abdi Rabbi
1 April 2021, 19:24
T. . . S./WSJ/ Menlu Indonesia Retno Marsudi berbicara pada rapat tak resmi secara virtual dengan sejumlah menteri luar negeri dan perwakilan Perbara (ASEAN), di Jakarta, Indonesia, Selasa (2/3/2021).
ANTARA FOTO/REUTERS/Courtesy of Indonesia's Ministry of Foreign Affairs/Handout /WSJ/dj
T. . . S./WSJ/ Menlu Indonesia Retno Marsudi berbicara pada rapat tak resmi secara virtual dengan sejumlah menteri luar negeri dan perwakilan Perbara (ASEAN), di Jakarta, Indonesia, Selasa (2/3/2021).

Selain investasi, Jepang juga merupakan salah satu negara yang paling banyak mengirim wisatawan ke Indonesia. Simak Databoks berikut: 

Di bidang perdagangan, Retno mengharapkan perundingan perubahan protokol perubahan untuk  Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) dapat segera diselesaikan. “Secara khusus saya kembali mengharapkan Jepang untuk dapat mengakui standar Indonesia sustainable palm oil atau ISPO,” katanya.

Isu Myanmar hingga Covid-19

Selain membahas kerjasama bilateral, Menlu Retno dan Menlu Toshimitsu Motegi juga membahas beberapa isu internasional. Salah satunya, mengenai situasi pascakudeta di Myanmar.

Retno menyatakan, Indonesia menolak tegas penggunaan kekerasan oleh aparat keamanan yang menyebabkan jatuhnya lebih dari 100 korban meninggal pada tanggal 27 Maret 2021. “Penggunaan kekerasan harus segera dihentikan sehingga korban tidak berjatuhan kembali dan dialog harus terus diupayakan karena hanya melalui dialog Myanmar akan dapat menyelesaikan masalah mereka,” katanya.

Sebelum bertemu dengan Menlu Jepang, Menlu Retno juga mengadakan pertemuan dengan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Jepang, Kono Taro. Dalam pertemuan keduanya melakukan tukar pendapat terkait situasi pandemi Covid-19 dan program vaksinasi di kedua negara.

Retno mengatakan Indonesia dan Jepang sepakat vaksinasi adalah salah satu ikhtiar untuk segera keluar dari pandemi Covid-19, namun dalam pelaksanaannya masih memiliki tantangan yang besar. “Oleh karena itu diperlukan kerja sama terutama di dalam merealisasikan kesetaraan akses terhadap vaksin bagi semua negara,” ujarnya.

Indonesia dan Jepang juga turut prihatin dengan pembatasan vaksin sampai saat ini, karena hal tersebut dapat menghambat pemulihan pandemi secara bersama. “Kita sepakat untuk terus mendukung vaksin multilateralisme dan mendukung kerja covac facility,” ujar dia.

Halaman:
Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...