Diboikot soal Uighur, H&M Kini Tersangkut ‘Peta Bermasalah’ Tiongkok

Desy Setyowati
3 April 2021, 12:02
Diboikot soal Xinjiang, H&M Kini Tersangkut ‘Peta Bermasalah’ Tiongkok
website id.hm.com
Ilustrasi gerai retail fesyen Swedia H&M

"Peritel tertentu ingin menyerang Tiongkok sambil meraih keuntungan di pasar Negeri Tirai Bambu. Mereka seharusnya tahu, lebih baik tidak menggigit tangan orang yang memberi mereka makan," kata Zhao dikutip dari Antara.

Per 30 November 2020, H&M mengoperasikan 505 gerai di seluruh Tiongkok. Penjualan di Negeri Panda berkontribusi 5,2% terhadap total secara global yang mencapai US$ 1,23 miliar (Rp 16,4 triliun) sepanjang tahun lalu.

Itu menjadikan Tiongkok sebagai pasar terbesar keempat H&M setelah Jerman, Amerika Serikat (AS), dan Inggris.

Dalam pernyataan di laman resmi, H&M mengatakan sedang bekerja bersama para kolega di Tiongkok untuk mengatasi boikot hingga menemukan jalan keluar. Perusahaan menyampaikan bahwa Negeri Panda merupakan pasar yang sangat penting.

H&M pun berkomitmen jangka panjang di negara tersebut. "Dalam kehadirannya selama lebih dari 30 tahun, kami melihat adanya kemajuan dalam industri tekstil di Tiongkok,” kata H&M melalui laman resmi, pekan lalu (31/3).

Sebagai perusahaan global, H&M mengaku selalu tunduk pada undang-undang dan peraturan lokal di semua pasar di mana mereka beroperasi. "Kami mendedikasikan diri agar kembali mendapatkan kepercayaan para pelanggan, kolega, dan mitra bisnis di Tiongkok," ujar perusahaan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...