Rembetan Krisis Energi Eropa dan Aksi Berebut Gas Menuju Musim Dingin

Agustiyanti
1 Oktober 2021, 19:36
gas, harga gas, pgn, krisis energi, krisis
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Harga gas Eropa melonjak hampir 500% pada tahun lalu dan diperdagangkan mendekati rekor.

Kondisi krisis energi ini tak hanya berdampak buruk pada ekonomi, tetapi menyangkut kehidupan semua orang.

Di Asia, importir gas alam cair membayar harga tertinggi pada tahun ini untuk mengamankan pasokan. Beberapa mulai mengambil bahan bakar kotor seperti batu bara dan minyak bumi jika mereka tidak mendapatkan cukup gas. Hal ini dapat merusak upaya pemerintah untuk mencapai tujuan hijau yang ambisius. Gas mengeluarkan sekitar setengah dari karbon dioksida saat dibakar.

Cina, pembeli gas alam terbesar di dunia, belum mengisi stok dengan cukup cepat meskipun mengimpor hampir dua kali lipat dari tahun lalu. Beberapa provinsi China sudah menjatah listrik untuk industri guna memenuhi target efisiensi dan pengurangan polusi Presiden Xi Jinping. Krisis listrik dapat memperburuk pemadaman jika pihak berwenang mengalihkan gas untuk menyalakan dan menghangatkan  rumah tangga.

Jika pabrik-pabrik Cina harus menghadapi kekurangan listrik yang meluas, harga global untuk baja dan aluminium akan melonjak. Lebih buruk lagi, negara ini juga bergulat dengan kekurangan batu bara.

Utilitas di Jepang dan Korea Selatan sebagian besar dilindungi oleh kontrak LNG jangka panjang yang diindeks ke harga minyak. Namun, Korea Electric Power Co. mengatakan pada 23 September bahwa mereka akan menaikkan harga listrik untuk pertama kalinya dalam hampir delapan tahun. Cuaca dingin yang tiba-tiba dapat memaksa lebih banyak perusahaan listrik terjun ke pasar spot untuk membeli pasokan gas darurat dengan tingkat rekor tertinggi. Itulah yang terjadi musim dingin lalu.

Biaya mengamankan pasokan LNG telah memicu kontroversi politik di Pakistan, dengan politisi oposisi menuntut penyelidikan pembelian oleh importir milik negara.

Di Brasil, debit  air yang rendah ke Lembah Sungai Parana dalam hampir satu abad telah memangkas produksi listrik pembangkit tenaga air dan memaksa utilitas untuk lebih bergantung pada gas. Negara ini mendorong impor gas ke level tertinggi sepanjang masa di Juli dan tagihan listrik meningkat. Dengan inflasi yang sudah menggelembung, hal ini bisa merusak peluang Presiden Jair Bolsonaro dalam pemilihan tahun depan.

Perebutan gas akan terjadi di antara negara-negara Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Selatan untuk pengiriman LNG dari eksportir seperti Qatar, Trinidad dan Tobago, dan AS “Kami memiliki permintaan besar dari semua pelanggan kami dan sayangnya, kami tidak dapat melayani semua orang,” kata Saad Al-Kaabi, Menteri Energi Qatar, pada konferensi industri bulan ini.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...