Kasus Covid-19 Melonjak, Pemerintah Inggris Diminta Lakukan Pembatasan
Sementara itu, Menteri Bisnis Kwasi Kwarteng mengatakan, penguncian wilayah dan pembatasan lain akan menjadi langkah yang salah. Selain itu, ia menyebut, bahwa kemungkinan kecil pemerintah akan kembali memberlakukan pembatasan aktivitas masyarakat.
Sebuah laporan parlemen tentang tanggapan pemerintah Inggris pada tahap awal pandemi mengatakan pada pekan lalu bahwa, menunda penguncian wilayah dan pembatasan aktivitas lainnya telah menyebabkan ribuan kematian yang dapat dihindari.
Para ahli kesehatan Inggris juga dikhawatirkan dengan perkembangan mutasi Covid-19 varian Delta. Turunan varian Delta yang dinamai AY.4.2 dilaporkan sedang menyebar di Inggris saat ini. Para ahli sedang memonitor dan meneliti mutasi tersebut. Mutasi ini diduga terkait dengan lonjakan kasus di Inggris, tetapi kecurigaan ini belum bisa dikonfirmasi.
“Frekuensi turunan ini sedang meningkat. Ini termasuk spike mutations A222V dan Y145H. Sepekan setelah 27 September 2021, turunan ini bertanggung jawab atas sekitar 6 persen dari semua sekuens yang dihasilkan. Asesmen lebih jauh sedang dilakukan,” tulis laporan Badan Kesehatan Inggris (UKHSA).
Profesor imunologi di Imperial College London, Danny Altmann mengatakan subtipe virus ini wajib diwaspadai dan dikontrol. Menurut dia, varian Delta telah menjadi varian dominan di beberapa wilayah selama enam bulan dan tidak disingkirkan oleh varian lain. Harapannya adalah varian ini menjadi bentuk mutasi puncak yang dicapai virus ini.
"Namun, AY.4 menimbulkan keraguan tentang kesimpulan itu,” kata Altmann.
Pada Senin (18/10), Inggris mencatat 49.156 kasus Covid-19 baru, tertinggi dalam tiga bulan terakhir. Angka itu turun menjadi 43.738 kasus baru pada Pada Selasa (19/10). Pemerintah Inggris mengandalkan vaksinasi, termasuk suntikan penguat untuk masyarakat kelompok rentan, sekaligus upaya menghindari adanya penguncian wilayah dan pembatasan aktivitas pada musim dingin ini.