Inflasi Turki Meroket 48%, Ekonom Salahkan Kebijakan Presiden Erdogan

Abdul Azis Said
4 Februari 2022, 09:39
turki, erdogan, inflasi
ANTARA FOTO/REUTERS/Presidential Press Office
Presiden Turki Tayyip Erdogan berbicara dalam pertemuan partai AK di Ankara, Turki, Kamis (26/12/2019).

Presiden Erdogan telah memprioritaskan pertumbuhan kredit dan ekspor, di samping secara konsisten berargumen bahwa menaikkan suku bunga sebenarnya justru memperburuk inflasi. 

Dengan kontrol kebijakan ekonomi Erdogan tersebut, Bank sentral Turki telah memangkas suku bunga sebesar 500 basis poin (bps) sejak September menjadi 14%.

“Hasil eksperimen kebijakan moneter Erdogan yang gagal,” kata ahli strategi pasar negara berkembang di BlueBay Asset Management Timothy Ash seperti dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (3/2).

 “Sulit untuk melihat bagaimana bank sentral dapat menangani inflasi ketika tidak dapat menaikkan suku bunga dan Erdogan akan fokus untuk mencoba meningkatkan pertumbuhan kredit lagi untuk meningkatkan popularitasnya menjelang Pemilu,” tambahnya.

Menteri Keuangan Turki Nureddin Nebati sebelumnya memperkirakan inflasi akan mencapai puncaknya pada April mendatang, tetapi masih di bawah 50%.

Sementara itu, Goldman Sach seperti dikutip dari Reuters memperkirakan inflasi akan mencapai sekitar 55% di sebagian besar tahun 2022 sebelum akhirnya turun di 33% pada akhir tahun.

Presiden Erdogan saat berbicara di depan Parlemen akhir bulan lalu berjanji untuk menjinakan inflasi yang kini terus memanas.

Dia mengatakan, kebiojakan ekonomi yang diambilnya selama ini sebagai upaya untuk melindungi ekonomi Turki dari serangan 'alat keuangan asing' yang dinilai dapat menganggu sistem keuangan negaranya.

"Inflasi yang membengkak tidak sejalan dengan realitas negara kita,” kata dia.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Editor: Maesaroh
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...