69 Anak di Gambia Meninggal, India Tutup Pabrik Obat Batuk Sirup

Yuliawati
Oleh Yuliawati
13 Oktober 2022, 10:58
obat batuk, anak Gambia
ANTARA FOTO/REUTERS/Essam Al-Sudani/aww/cf
Ilustrasi.

Pejabat WHO mengatakan, obat tersebut kemungkinan juga dijual melalui pasar informal ke negara lain. Indonesia mengatakan akan menyelidiki kasus cedera ginjal akut yang telah menyebabkan kematian lebih dari 20 anak di ibukotanya Jakarta tahun ini, tetapi tidak ada hubungannya dengan kasus di Gambia.

Obat-obatan yang diekspor ke Gambia dibuat oleh Maiden dalam satu batch pada Desember tahun lalu di pabrik utamanya di distrik Sonipat Haryana, dengan tanggal kedaluwarsa November 2024.

Pemerintah India membentuk komite yang terdiri dari empat ahli yang akan menyarankan tindakan lebih lanjut setelah "memeriksa dan menganalisis laporan efek samping, hubungan sebab akibat, dan semua detail yang direkomendasikan WHO.

Asisten Direktur Jenderal WHO Mariângela Simão mengatakan pada konferensi pers virtual bahwa pihaknya bekerja sama dengan pihak berwenang India untuk menyelidiki obat batuk dan pilek Maiden.

WHO menyimpolkan obat Maiden menimbulkan kematian berdasarkan analisis beberapa sampel obat-obatan yang digunakan oleh anak-anak yang dirawat di rumah sakit.

Berdasarkan informasi dari situs web, kapasitas produksi Maiden dalam setahun mencapai 2,2 juta botol sirup, 600 juta kapsul, 18 juta suntikan, 300.000 tabung salep dan 1,2 miliar tablet di pabrik Haryana.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...