Mengenal Oliver Wendell Holmes Jr, Hakim Mahkamah Agung AS

Annisa Fianni Sisma
27 Desember 2022, 15:00
Oliver Wendell Holmes Jr.
supremecourthistory.org
Ilustrasi, Oliver Wendell Holmes Jr.

Pernikahan keduanya tidak dikaruniai anak tetapi mengadopsi dan membesarkan seorang sepupu yatim piatu bernama Dorothy Upham. Setelah Fanny meninggal pada 1929, Holmes pun berduka dan menuliskan surat ke temannya yakni seorang ahli hukum Inggris Sir Frederick Pollock.

“Selama enam puluh tahun dia membuat puisi hidup untuk saya dan pada usia 88 seseorang harus siap untuk akhir. Saya akan terus bekerja dan tertarik selama itu berlangsung — meskipun tidak terlalu peduli berapa lama.”

Oliver Wendell Holmes Jr.
Oliver Wendell Holmes Jr. (nytimes.com)
 




Karir di Bidang Hukum

Oliver Wendell Holmes Jr. lulus dari Harvard Law School pada 1866. Holmes Jr. mengunjungi Inggris, Prancis, dan Swiss dan diterima di bar dan mempraktikkan hukum maritim dan komersial selama 11 (sebelas) tahun fi beberapa firma hukum di Boston.

Oliver Wendell Holmes Jr. juga pernah mengajar di Harvard Law School kemudian bertugas di Mahkamah Agung Massachusetts dari 1882 hingga diangkat ke Mahkamah Agung AS pada 1902.

Kenaikan pangkatnya itu dinominasikan oleh Presiden Theodore Roosevelt pada 11 Agustus 1902. Roosevelt mencalonkan Holmes atas rekomendasi dari Senator Henry Cabot Lodge dari Massachusetts.

Selama 29 tahun berkarir di mahkamah Agung, Holmes Jr. kerap berpendapat terkait penghinaan, hak cipta, paten, merek dagang, dan lain sebagainya. Holmes memandang Bill of Rights menetapkan hak istimewa dasar setiap orang yang telah diberikan selama berabad-abad yakni hukum yang berasal dari keputusan yudisial bukan dari undang-undang legislatif.

Mengutip thoughtco.com, banyak ahli hukum dan cendekiawan hukum yang menganggap Oliver Wendell Holmes Jr. sebagai salah satu hakim terhebat di Amerika karena pembelaannya terhadap tradisi common law.

Tahun-tahun Terakhir Oliver Wendell Holmes Jr.

Holmes memperoleh kehormatan atas dianugerahkannya medali emas “exceptionally distinguished service by a lawyer or lawyers to the cause of American jurisprudence” oleh the American Bar Association. Kehormatan itu diberikan kepadanya saat ulang tahun ke-90.

Holmes pun pensiun pada 12 Januari 1932 dan menjadi hakim tertua yang bertugas dalam sejarah pengadilan. Kemudian, Presiden Roosevelt dan istrinya pun mengunjungi Holmes.

Roosevelt dan sang istri saat itu melihat Holmes membaca filosofi Plato menanyakan alasannya. Holmes pun menjawab bacaan ini untuk mengembangkan pikirannya.

Kemudian, Oliver Wendell Holmes Jr. meninggal dunia karena pneumonia di Washington, DC pada 6 Maret 1935. Ia mewariskan sebagian besar hartanya kepada pemerintah Amerika Serikat dan menuliskan dalam opininya pada 1927 bahwa “Pajak adalah apa yang kita bayarkan untuk masyarakat yang beradab”.

Sebagian dana yang diserahkan Holmes ke pemerintah, Kongres mendirikan “Oliver Wendell Holmes Devise History of the Supreme Court of the United States” di dalam Perpustakaan Kongress dan membuat peringatan dengan namanya di gedung Mahkamah Agung.

 

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...