Mengenal Sosok Thomas Hobbes, Filsuf dan Ilmuwan Asal Inggris

Annisa Fianni Sisma
19 Januari 2023, 14:44
Thomas Hobbes
media.sciencephoto.com
Ilustrasi, Thomas Hobbes.

Bahkan pada saat dirinya berkunjung ke Paris, ia berkenalan dengan sederet teolog, ilmuan, dan filsuf yang dipimpin oleh teolog Marin Mersenne. Di dalamnya ada pula sosok Rene Descartes.

Thomas Hobbes pun semakin mengilhami politik praktis sebelum ia menjadi mahasiswa filsafat politik. Ia juga menghadiri banyak pertemuan di Virginia Company yang merupakan perusahaan perdagangan yang didirikan oleh James I. Thomas Hobbes juga diberikan sedikit saham di perusahaan tersebut.

Pada akhir 1630-an, Parlemen dan Raja Charles I tengah berkonflik terkait seberapa besar kekuasaan raja yang dapat dilampaui dalam keadaan luar biasa, khususnya untuk memperoleh uang untuk tentara setempat. Kemudian, pada 1640 Hobbes menulis tentang interpretasi kekuasaan raja terkait hak prerogatifnya.

Anggota Parlemen pun menggunakan argumen dari Thomas Hobbes dalam debat mereka. Risalah tersebut beredar dalam bentuk naskah. The Elements of Law, Natural and Politic yang ditulis pada 1940 itu menjadi karya filsafat politik pertamanya. Meskipun saat itu ia tidak bermaksud menerbitkannya sebagai semua buku, tetapi substansinya yang menarik pun menjadi perbincangan.

Pada tahun 1640 juga telah terjadi perselisihan yang semakin parah. Thomas Hobbes pun mengkhawatirkan keselamatannya. Setelah menyelesaikan The Elements of Law, ia pun melarikan diri ke Paris. Kemudian ia bergabung kembali dengan lingkaran Mersenne dan melakukan kontak dengan orang buangan lainnya dari Inggris.

Ia tinggal di Paris selama lebih dari satu dekade. Ia membuat karya De Cive, De Corpore dan Leviathan. Hingga akhirnya pada 1646, Pangeran Wales yang kemudian menjadi Raja Charles II pun mencari perlindungan di Paris dan meminta Thomas Hobbes mengajarkan matematika.

Selanjutnya setelah beberapa saat kemudian, Thomas Hobbes ingin karyanya yang berjudul Leviathan dibaca oleh seorang raja. Sayangnya, saran Hobbes pada Leviathan berisi seseorang memiliki hak untuk meninggalkan seorang penguasa yang tak mampu lagi melindunginya itu dianggap merupakan pelanggaran.

Kemudian pada 1651, ia kembali ke Inggris untuk berdamai dengan rezim baru Oliver Cromwell. Thomas Hobbes pun tunduk pada otoritas tersebut sebelum monarki pulih pada 1660.

Tahun-tahun Terakhir Thomas Hobbes

Jean-Jacques Rousseau
Jean-Jacques Rousseau (repubblica.it)
 

Pada tahun-tahun terakhirnya, Thomas Hobbes menghibur diri dengan kembali ke studi klasik masa mudanya. Pada 1675, Thomas Hobbes menghasilkan terjemahan Odyssey dalam bahasa Inggris yang kasar.

Kemudian empat tahun sebelum kematiannya, Thomas Hobbes menjanjikan penerbitnya agar mencetaknya dalam bahasa Inggris yang benar. Akhirnya, Thomas Hobbes pun wafat pada 4 Desember 1979 di Hardwick Hall, Derbyshire.

Itulah beberapa penjelasan terkait sosok Thomas Hobbes. Pengaruhnya tak hanya di filsafat politik, tetapi juga konsep anti-Aristotelian. Filsafat politiknya juga secara tidak langsung berkaitan dengan pengambilan keputusan moral dan politik pada manusia rasional dengan pertimbangan kepentingan pribadi yang dipahami secara luas.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...