5 Jenis Obat Penurun Kolesterol Tersedia di Apotek
Kolesterol yang tinggi dapat berakibat pada penyakit jantung, terutama jantung koroner. Dari data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), secara global, sepertiga penyakit jantung disebabkan kolesterol tinggi, di mana peningkatan kolesterol diperkirakan menyebabkan 2,6 juta kematian.
Untuk menekan jumlah kematian akibat penyakit jantung, berbagai upaya terus dikembangkan, termasuk upaya untuk menekan kolestrol. Berbagai cara bisa dilakukan, salah satunya mengonsumsi obat penurun kolesterol.
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperkirakan tingkat kematian yang disebabkan penyakit jantung, khususnya koroner dan stroke akan terus meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada 2030.
Di samping itu, setiap 29 September selalu diperingati sebagai Hari Jantung Dunia. Tujuannya, untuk menyosialisasi tindakan yang dapat dilakukan individu dalam mencegah dan mengendalikan penyakit jantung (kardiovaskuler).
Parameter kimia klinis yang diperiksa pada Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 untuk penyakit jantung meliputi pemeriksaan kadar kolesterol total, high-density lipoprotein (HDL), low-density lipoprotein (LDL), dan trigliserida.
Persentase kolesterol tinggi pada 2016 menurut jenis kelamin didominasi oleh perempuan, yakni 54,3%. Sedangkan untuk penderita kolestrol tinggi pada laki-laki sebesar 48%, berdasarkan Buku Profil Penyakit Tidak Menular (PTM) Kementerian Kesehatan.
Hubungan Kolesterol dan Penyakit Jantung
Berdasarkan National Cholesterol Education Program (NCEP) Amerika Serikat, ketika kadar kolesterol dalam darah melebihi batas normal, kolesterol akan menumpuk di dinding arteri. Seiring waktu, penumpukan menyebabkan pengerasan pembuluh darah. Akibatnya, pembuluh darah menyempit dan aliran darah ke jantung melambat atau tersumbat.
Darah membawa oksigen ke jantung, jika oksigen tidak dapat mencapai jantung, Anda mungkin menderita nyeri dada. Jika suplai darah ke sebagian jantung benar-benar terputus oleh penyumbatan karena kadar kolesterol tinggi, akan menimbulkan serangan jantung.
Kolesterol tinggi sebenarnya tidak menimbulkan gejala, sehingga banyak orang yang tidak menyadarinya. Penting untuk mengetahui berapa kadar kolesterol Anda, karena menurunkan kadar kolesterol tinggi akan mengurangi risiko terkena penyakit jantung. Menurunkan kolesterol penting untuk semua orang -orang dengan atau tanpa penyakit jantung.
Obat Penurun Kolesterol di Apotek
Obat penurun kolesterol termasuk dalam kategori obat hipolipidemik, yaitu jenis obat untuk mengurangi tingkat lipid dan lipoprotein (kompleks lipid-protein) dalam darah. Penggunaan obat penurun kolesterol di apotek harus menggunakan resep dokter.
Ada beberapa kategori obat penurun kolesterol menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yaitu:
1. Statin
Statin juga dikenal sebagai inhibitor reduktase HMG-CoA (HMG CoA reductase inhibitor), adalah kelas obat penurun lipid yang mengurangi penyakit dan kematian pada orang yang berisiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular. Statin adalah obat penurun kolesterol paling umum.
Statin mampu menghambat secara kompetitif koenzim 3-hidroksi-3-metilglutaril (HMG CoA) reduktase, yakni enzim yang berperan pada sintesis kolesterol, terutama dalam hati. Obat-obat ini lebih efektif dibandingkan obat-obat hipolipidemia lainnya dalam menurunkan kolesterol-LDL, tetapi kurang efektif dibanding fibrat dalam menurunkan trigliserida.
Statin dapat mengurangi serangan penyakit kardiovaskular dan angka kematian pada orang dewasa, berapapun kadar kolesterol awal. Statin harus dipertimbangkan untuk semua pasien, termasuk orangtua dengan gejala penyakit kardiovaskular .
Beberapa obat penurun kolesterol jenis statin adalah lovastatin, pravastatin, simvastatin, fluvastatin, rosuvatatin, dan atorvastatin.
2. Fibrat
Fibrat adalah jenis obat untuk menurunkan kadar trigliserida darah dengan mengurangi produksi hati dari VLDL atau very-low-density lipoprotein, yaitu partikel pembawa trigliserida yang bersirkulasi dalam darah) dan dengan mempercepat pembuangan trigliserida dari darah.
Meskipun fibrat dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner pada pasien dengan kolesterol HDL rendah atau yang kadar trigliseridanya tinggi, statin tetap harus menjadi obat pilihan pertama.
Penggunaan Fibrat dapat menyebabkan sindrom menyerupai myositis, yaitu peradangan pada otot penggerak tubuh Anda. Kondisi tersebut bisa tterjadi jika fungsi ginjal pasien terganggu.
Kombinasi fibrat dengan statin harus digunakan dengan hati-hati karena meningkatkan risiko efek pada otot, terutama rabdomiolisis, yaitu sindrom yang berpotensi mengancam jiwa akibat pemecahan serat otot rangka dengan kebocoran isi otot.
Penggunaan fibrat sebaiknya dilakukan dengan pemantauan fungsi ginjal dan kreatinin kinase (enzim yang ditemukan di otot). Beberapa jenis obat penurun kolesterol fibrat adalah bezafibrat, fenofibrat, dan gemfibrozil.
3. Niasin
Niasin, juga dikenal sebagai asam nikotinat atau senyawa organik dan bentuk vitamin B3, yang merupakan nutrisi penting bagi manusia. Niasin digunakan sebagai obat penurun kolesterol dan dapat diproduksi oleh tumbuhan dan hewan dari asam amino triptofan.
Niasin disarankan untuk digunakan bersama dengan statin, apabila statin tunggal tidak cukup untuk mengendalikan dislipidemia. Disiplidemia merupakan kondisi kolesterol atau lemak (lipid) dalam darah yang meningkat secara tidak normal.
Dislipidemia meningkatkan kemungkinan penyumbatan arteri (aterosklerosis) dan serangan jantung, stroke atau masalah peredaran darah lainnya, terutama pada perokok. Pada orang dewasa, ini sering dikaitkan dengan obesitas, diet tidak sehat, dan kurang olahraga.
Niasin termasuk kelompok obat hipolipidemik yang digunakan untuk pasien dengan intoleransi statin, kolesterol non-HDL tinggi, dan sindrom metabolik. Niasin juga digunakan untuk pasien yang tidak responsif terhadap terapi hipolipidemia, menurut studi dalam Medical Science Monitor.
Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyebutkan manfaat niasin dibatasi oleh efek sampingnya, terutama vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah). Pada dosis 1,5 gram hingga 3 gram per hari, niasin dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida dengan menghambat sintesisnya. Niasin juga meningkatkan kolesterol HDL (kolesterol baik).
Terapi dengan niasin harus dimulai secara bertahap dalam peningkatan dosis untuk mengurangi insiden dan beratnya efek samping yang mungkin terjadi selama awal terapi. Dosis yang dianjurkan adalah :
- 375 mg sehari sekali sebelum tidur untuk satu minggu pertama.
- 500 mg sehari sekali sebelum tidur untuk minggu kedua.
- 750 mg sehari sekali sebelum tidur untuk minggu ketiga.
- 500 mg dua tablet sebelum tidur untuk minggu ke 4-7, jika dapat ditoleransi dengan dapat ditingkatkan menjadi 1.000 mg dua tablet sebelum tidur.
Setelah minggu ke-7, jika respon 1.000 mg sehari sekali mencukupi, dapat ditingkatkan hingga dosis 1.500 mg sehari sekali. Kemudian dosis dapat ditingkatkan mencapai 2000 mg sehari sekali.
4. Pengikat asam empedu
Pengikat asam empedu (bile acid sequestrant) adalah obat yang bekerja dengan cara mengikat asam empedu dan mencegah reabsorpsinya. Dengan demikian, terjadi peningkatan konversi kolesterol menjadi asam empedu di dalam hati.
Hasilnya akan meningkatkan aktivitas reseptor-LDL dalam sel hati, sehingga meningkatkan pemecahan kolesterol LDL dari plasma. Adapun obat yang termasuk dalam kategori pengikat asam empedu adalah kolestiramin, kolestipol, dan kolesevelam.
5. Ezetimib
Ezetimib (cholesterol absorption inhibitors) adalah kelas senyawa yang mencegah penyerapan kolesterol dari usus kecil ke dalam sistem peredaran darah. Ezetimib dapat menghambat absorpsi kolesterol pada saluran pencernaan.
Obat penurun kolesterol ini digunakan sebagai tambahan untuk manipulasi diet pada pasien dengan hiperkolesterolemia primer. Penggunaan obat dapat dikombinasikan dengan statin atau secara tunggal (jika statin tidak mencukupi).
Demikian penjelasan mengenai obat penurun kolesterol di apotek. Perlu diingat, bahwa obat-obatan tersebut harus menggunakan resep dokter. Konsultasi terlebih dahulu dengan dokter Anda sebelum menggunakan obat tersebut.