Bacaan Surat Al Kafirun Beserta Arti dan Kandungannya

Image title
12 Oktober 2021, 15:37
Surat Al Kafirun adalah surat ke-109 di dalam Al-Qur\'an
Unsplash/Malik Shibly
Surat Al Kafirun adalah surat ke-109 di dalam Al-Qur\'an

لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ - ٦

Lakum diinukum wa liya diin

6. Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.

Kandungan Surat Al Kafirun

Menurut publikasi Kementerian Agama dalam buku "Al-Qur'an Hadis", turunnya surat Al Kafirun memiliki latar belakang ajakan kaum musyrikin Quraisy yang dipimpin Walid Ibnu Mughirah, Al-‘Ash bin Wa’il, Al-Aswad Ibnu Muththalib, dan Umayyah bin Khalaf untuk menghalangi dakwah Rasulullah saw. dengan bujukan hingga penyiksaan dan intimidasi.

Pada akhirnya, kaum musyrikin Quraisy mengajak Rasulullah saw. untuk berkompromi dan menyembah Tuhan mereka selama satu tahun. Sebagai gantinya, kaum Quraisy akan menyembah Allah Swt. dengan tuntunan Rasulullah saw.

Mereka berkata, “Hai Muhammad! Mari kita bersama-sama menyembah apa yang kami sembah, dan kami akan menyembah apa yang engkau sembah, dan kita akan bersekutu (bekerja sama) dalam segala hal, dan engkaulah yang memimpin kami.”

Atas peristiwa tersebut, Allah Swt. menurunkan surat Al Kafirun kepada Rasulullah saw. sebagai respon dari ajakan kaum musyrikin Quraisy. Isi surat Al Kafirun menjelaskan bahwa Rasulullah saw. dengan tegas menolak dan mengatakan, "Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah."

Rasulullah juga mengatakan bahwa kaum musyrikin Quraisy tidak akan ikhlas dan sepenuh hati menyembah Allah sebagaimana yang mereka janjikan. Pada ayat terakhir, Rasulullah saw. menunjukan sikap bahwa ibadah dapat dilaksanakan sesuai ajaran dan tuntunan agama.

Surat Al Kafirun merupakan ajaran sikap toleransi dalam agama islam. Pada ayat terakhir dijelaskan, agama islam menjunjung tinggi sikap toleransi dan kebebasan dalam memeluk suatu agama.

Suparno Achmad dalam “Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas VI SD” menyimpulkan kandungan dari surah Al Kafirun sebagai berikut:

  • Sikap tegas terhadap orang kafir bahwa kita tidak menyembah apa yang mereka sembah.
  • Sikap toleran terhadap orang yang berbeda agama, dengan saling menghormati dalam hubungan sosial, tetapi tidak ada toleransi dalam akidah dan ibadah pokok.
  • Sikap tegas kebebasan beragama, saling menghargai, dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing.

Penerapan Surat Al Kafirun dalam Kehidupan Sehari-hari

Surat Al Kafirun mengajarkan sikap toleransi dan keteguhan dalam memeluk agama. Dalam kehidupan sehari-hari, Suparno Achmad menjelaskan penerapan surat Al Kafirun sebagai berikut.

  • Saling mengharagai antar pemeluk agama dalam melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing.
  • Saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada di tengah-tengah masyarakat.
  • Saling menghargai dan tidak memaksakan keyakinan kepada orang yang telah beragama.
  • Saling menghargai dan setia kawan kepada semua teman tanpa membedakan agama, suku, dan ras.
  • Saling berbagi dan tolong menolong dalam kegiatan sosial antar pemeluk agama.
  • Saling menghargai dan memberi maaf atas kesalahan orang lain.
  • Menumbuhkan semangat gotong royong.

Hubungan Surat Al Kafirun dan Pancasila

Pancasila sebagai pandangan hidup mengandung nilai-nilai yang dapat dijadikan teladan untuk menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Sila pertama Pancasila yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa." menegaskan bahwa bangsa Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

Hal tersebut serupa dengan ajaran agama islam dalam surat Al Kafirun yang menyatakan toleransi dalam memeluk agama masing-masing seperti yang terkandung dalam ayat terakhir, yaitu, “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”

Lebih lanjut, Pancasila merupakan unsur pokok dalam Pembukaan UUD 1945. Unsur pokok ini kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945. Dalam UUD 1945 Pasal 29 Ayat (2) dijelaskan, “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama.”

Dengan demikian, hubungan surat Al Kafirun dan Pancasila adalah sikap toleransi dalam memeluk agama dan beribadah. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah aspek kehidupan yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Oleh sebab itu, sebagai bangsa Indonesia, kita harus mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...