Mengenal Body Shaming Beserta Jenis dan Dampaknya

Image title
15 Februari 2022, 10:46
Body shaming adalah tindakan mencela dan mempermalukan seseorang dengan membuat ejekan atau komentar negatif tentang tubuh seseorang. Contoh body shaming adalah penyebutan "gendut" dan "pesek".
Pexels/RF._.studio
Ilustrasi

3. Model rambut

Body shaming juga dapat dilakukan dengan mengejek model rambut seseorang. Komentar seperti “Model rambutmu aneh banget. Udah kuno, nggak cocok sama zaman sekarang.” atau “Potong rambut, deh. Risih lihat kamu gondrong, nggak rapi.” merupakan contoh body shaming perihal model rambut.

Model rambut merupakan pilihan pribadi yang tidak seharusnya dicela. Tekstur rambut setiap orang juga berbeda, sehingga tak sepatutnya body shaming dilakukan. Orang Indonesia Timur mungkin memiliki rambut yang ikal karena genetik. Hal tersebut termasuk normal dan bukan objek candaan atau komentar negatif.

4. Warna kulit

Indonesia terdiri dari banyak ras dengan warna kulit berbeda-beda. Namun, standar kecantikan yang berkembang di masyarakat membuat warna kulit tertentu dianggap lebih baik dari yang lain.

Orang yang berkulit cerah dianggap sebagai standar yang ideal. Sedangkan mereka yang berkulit gelap sering mengalami body shaming dengan komentar seperti “Dekil banget, sih. Coba perawatan deh biar lebih kinclong.” atau “Gosong banget itu kulit. Kebanyakan main di luar ya?” dan sebagainya.

Perilaku mengolok-olok warna kulit orang lain merupakan perbuatan tercela. Warna kulit merupakan anugerah Tuhan. Tidak ada warna kulit yang lebih baik atau buruk. Stigma masyarakat terhadap orang berkulit gelap perlu dihilangkan karena berpengaruh pada tingkat kepercayaan diri seseorang.

Kemunculan body shaming perihal warna kulit berakar dari kebiasaan pada zaman dahulu. Mengutip artikel Deborah Rodrigo-Caldeira dalam Social Science Research Network, kulit cerah di Asia Tenggara dianggap sebagai penanda status sosial dari keturunan bangsawan.

Secara historis, orang dengan kulit lebih gelap biasanya diasosiasikan dengan tenaga kerja di pertanian karena sering beraktivitas di bawah terik matahari dan berasal dari daerah miskin. Dampak kolonialisme oleh negara Eropa yang mayoritas memiliki kulit putih juga menimbulkan pandangan bahwa kulit putih berarti lebih baik.

Pandangan tersebut terus berkembang hingga saat ini. Terlihat banyak produk kecantikan yang ditargetkan untuk memutihkan kulit dengan berbagai klaim. Ini yang membuat banyak orang merasa tidak percaya diri terhadap warna kulit alami mereka.

5. Wajah

Bentuk wajah ideal sering dikaitkan dengan kulit putih dan mulus, hidung mancung, mata belok, dan tulang pipi tinggi. Perilaku body shaming pada wajah dapat terlihat dari perkataan “pesek”, “jerawatan”, “kusam”, “dekil”, dan sebagainya.

Standar wajah yang demikian berasal dari zaman kolonialisme di mana para penjajah Kaukasia memiliki wajah yang jauh berbeda dan dianggap lebih baik. Padahal, fitur wajah dipengaruhi oleh iklim dan genetik sehingga tidak bisa disamakan.

Penelitian yang dimuat dalam jurnal Public Library of Science (PLOS): Genetics memaparkan bahwa orang Kaukasia memiliki hidung mancung supaya bisa beradaptasi terhadap udara yang sangat dingin dan kering.

Keturunan Afrika Barat, Asia Selatan, dan Asia Timur memiliki hidung yang lebih besar daripada keturunan Eropa untuk beradaptasi dengan lingkungan yang lebih panas dan lembab. Dengan demikian, tidak ada bentuk hidung yang lebih baik atau buruk. Semua hanyalah standar kecantikan yang sepele dan tidak masuk akal.

Kulit wajah juga sering menjadi objek body shaming. Memiliki kulit yang sehat dan bersih dari permasalahan merupakan hal yang baik dan patut disyukuri. Tetapi, mereka yang sedang berjuang untuk mengatasi masalah kulit bukan objek candaan dan komentar negatif.

Harga diri seseorang tidak ditentukan oleh kulit wajah mereka. Perilaku body shaming wajah menyebabkan banyak hal negatif dan seharusnya dihentikan. 

Dampak Body Shaming

Body shaming termasuk perbuatan yang buruk dan berdampak negatif bagi korbannya. Korban dapat merasa bahwa bentuk tubuh mereka tidak sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat sehingga berpengaruh pada kesehatan mental.

Mengutip Mentalhealth.org.uk, penelitian menemukan bahwa orang yang merasa tidak puas dengan bentuk tubuh mereka memiliki kualitas hidup yang lebih buruk, merasakan tekanan psikologis dan menunjukkan risiko perilaku makan yang tidak sehat dan gangguan makan.

Body shaming dapat menyebabkan masalah kesehatan mental termasuk gangguan makan, depresi, kecemasan, harga diri rendah, dan dismorfia tubuh, serta perasaan membenci tubuh secara umum.

Oleh sebab itu, body shaming harus dihentikan. Tubuh manusia diciptakan berbeda-beda. Kecantikan seharusnya tidak dipandang dari bentuk fisik, melainkan dari kepribadian seseorang. Mengutip Hamka, “Kecantikan yang abadi terletak pada keelokan adab dan ketinggian ilmu seseorang. Bukan terletak pada wajah dan pakaiannya.”

Halaman:
Editor: Intan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...