Sudamala: Dari Epilog Calonarang, Melihat Bali di Antara Ricuh Jakarta

Tia Dwitiani Komalasari
11 September 2022, 18:40
Pemeran teater mementaskan Sudamala: Dari Epilog Calonarang pada media preview di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Jumat (9/9/2022).
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/nym.
Pemeran teater mementaskan Sudamala: Dari Epilog Calonarang pada media preview di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Jumat (9/9/2022).

Walu Nateng Dirah tengah bergembira karena putri satu-satunya, Ratna Diah Manggali, telah menikah dengan Mpu Bahula yang tampan dan merupakan anak seorang Brahmana yaitu Mpu Bharada. Sebelumnya, tidak ada pemuda yang berani meminang Ratna Diah Manggali karena takut akan kesaktian Walu Nateng Dirah.

Namun ternyata, Mpu Bahula memiliki niat terselubung saat menikahi Ratna Diah Manggali. Mpu Bahula ditugaskan ayahnya untuk mengambil pustaka milik Walu Nateng Dirah yang selama ini menjadi sumber kesaktiannya.

Mengetahui pustakanya dicuri, Walu Nateng Dirah murka. Ia memanggil semua muridnya untuk balas dendam. Setelah memohon kekuatan dari Bhatari Durga, Walu Nateng Dirah menyebarkan wabah ke seluruh desa, sehingga banyak warga yang sakit dan meninggal.

Walu Nateng Dirah kemudian bertemu dengan Mpu Bahula yang telah membaca pustaka miliknya. Mereka akhirnya bertarung dan mengadu kesaktiannya.

Menyatu dengan Alam

Ditemui usai pementasan, Happy Salma mengakui bahwa dirinya sempat tegang karena hujan besar melanda sebelum pertunjukan. Namun dia merasa semangat penonton mengalirkan vibrasi yang luar biasa kepada para pemain sehingga bisa menampilkan pentas terbaik.

"Alam merupakan bagian dari pertunjukan. Memang tantangannya besar, kenapa gak digelar di panggung tertutup atau gedung pertunjukan seperti biasa kami pentas? Tapi kami ingin menyatu dengan alam, spirit ini yang ingin kami bawa ke kota besar seperti Jakarta," ujarnya.

Dia mengatakan, pertunjukan ini didukung oleh 90 penari yang langsung datang dari Bali. Sementara total pendukung pementasan yang terlibat sebanyak 200 orang.

Sementara itu, Nicholas Saputra mengatakan bahwa gagasan untuk membuat "Pentas Seni Sudamala: Dari Epilog Calonarang" muncul saat dirinya menghabiskan waktu di Ubud, Bali, selama pandemi. Waktu itu Bali tampak sepi. Tidak ada hiruk pikuk wisatawan yang memenuhi jalan, cafe, dan tempat wisata.

"Dalam momen itu, saya memiliki kesempatan untuk mengalami berbagai peristiwa dan bertemu berbagai seniman di Bali," ujarnya.

Setelah berdiskusi dengan Happy Salma, akhirnya mereka sepakat untuk mengajak penonton melihat kembali Bali melalui pentas ini. "Dari sudut pandang yang bebas dari wajah Bali sebagai destinasi wisata, dari akar yang menjadikan Bali adalah Bali," kata Nicholas.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...