Susi Pudjiastuti, Menteri Nyentrik yang Paling Berpengaruh di Twitter

Image title
Oleh Abdul Azis Said
19 Agustus 2019, 09:51
Susi Pudjiastuti selaku Menteri Kelautan dan Perikanan dalam sidang tahunan MPR RI sidang beraama DPR RI - DPD RI dalam sidang DPR RAPBN 2020 di gedung Nusantara 2, DPR, Jakarta Pusat (16/8).
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menghadiri Sidang Tahunan MPR RI di gedung Nusantara 2, DPR, Jakarta Pusat (16/8).

Pada produk kelautan lainnya cenderung berfluktuasi. Pada laporan ekspor rumput laut dan ganggang Lainnya, angka ekspor tertinggi terjadi pada 2015 sebesar 196.360 ton, kemudian turun pada tahun berikutnya menjadi 163.654 ton. Pada 2017, ekspor rumput laut dan ganggang naik lagi menjadi 173.624 ton.

Penurunan nilai ekspor produk perikanan berdampak pada penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) sektor perikanan. Pada 2015 PDB perikanan Indonesia mencapai 7,89%. Adapun pada 2018, PDB perikanan turun menjadi 5,20%. Pencapaian tersebut di bawah target pertumbuhan PDB perikanan 2018 yang ditetapkan sebesar 11%.

(Baca: Menteri Susi dan Sri Mulyani Protes Disuguhi Air Kemasan Plastik)

Pengepul Ikan yang Menjadi Pemilik Perusahaan Penerbangan

Nama perempuan kelahiran 1965 ini dikenal luas setelah terpilih sebagai menteri di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode 2014-2019. Sebelumnya ia dikenal sebagai pengusaha hasil laut. Ia adalah pemilik dari PT ASI Pudjiastuti Marine Product, perusahaan yang melakukan ekspor produk-produk hasil perikanan.

Susi menjadi pebisnis sejak usia 18 tahun. Ia sempat diterima bersekolah di salah satu SMA favorit di Yogyakarta. Namun, ia memutuskan menghentikan sekolahnya dan kembali ke Pangandaran untuk mulai berbisnis. Susi memulai kariernya dengan menjadi pengepul ikan di kampung halamannya dengan modal uang yang didapatkan dari hasil menjual perhiasannya.

Tiga tahun kemudian, Susi pindah ke Cirebon. Bisnisnya berkembang pesat, ia mulai memasok hasil laut lainnya seperti udang. Bahkan, saat itu ia telah mengirimkan ikan dan udang hingga ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Susi mendirikan perusahaannya PT ASI Pudjiastuti Marine Product pada 1996. Berbagai produk kelautannya diminati pasar internasional. Salah satu merek yang paling terkenal adalah 'Susi Brand' untuk produk lobsternya.

(Baca: Menteri Susi: Jakarta Harusnya Malu Masih Membolehkan Kantong Plastik)

Saat bisnisnya tumbuh subur, terlintas ide untuk membeli pesawat khusus guna mendistribusikan produknya. Apalagi, produk hasil laut harus dijaga kesegarannya sehingga pengiriman yang lebih cepat dapat menjamin kualitas produk.

Pada 2004, ia mulai membeli pesawat pertama jenis Cessna Caravan seharga Rp 20 miliar. Inilah cikal-bakal dari perusahaan penerbangan yang di kemudian hari dikenal sebagai Susi Air.

Susi lantas mendirikan perusahaan penerbangan PT ASI Pudjiastuti Aviation (Susi Air) pada penghujung 2004. Perusahaan tersebut berdiri sebulan sebelum kejadian Tsunami Aceh. Seharusnya pesawat pertama tersebut digunakan untuk mengangkut produk perikanan yang akan menjadi ekspor perdana mereka ke luar negeri. Namun, jiwa Susi terpanggil untuk menggunakan pesawat tersebut demi membantu korban tsunami Aceh.

Susi Air hingga saat ini melayani penerbangan domestik perintis di beberapa daerah. Kebanyakan mengangkut penerbangan di bandara-bandara kecil, seperti di wilayah Papua, ada juga di Pulau Jawa dengan rute Bandara Pangandaran, Cilacap, serta beberapa bandara domestik lainnya. Penerbangan Susi Air menggunakan lima jenis pesawat diantarannya, Piaggio P-180 Avanti II, Cessna C208B Grand Caravan, Pilatus PC-6 Turbo Porter, LET L 410 UVP-E20, dan Air Tractor AT-8002F.

(Baca: Banyak Kejahatan, Menteri Susi: Perlu Pembentukan Hak Asasi Laut)

Penulis: Abdul Azis Said (Magang)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...