ITS Kembangkan Robot Ventilator Seharga Rp 20 Juta untuk Hadapi Corona
Dalam pengembangannya, ITS juga didampingi oleh Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Surabaya. Ini agar pekerjaannya sesuai standar kebutuhan medis untuk segera diproduksi massal. “Tinggal melalui uji kelaikan dan bisa beroperasi 2x24 jam,” katanya.
Ketua Tim Ventilator Departemen Teknik Fisika ITS Dr Auia MT Nasution menjelaskan perbedaan robot dengan ventilator lainnya adalah desain yang mudah dipindahkan. Selain itu alat ini bisa diproduksi dengan lebih cepat.
“Kendalanya mungkin hanya ketersediaan bahan baku,” kata Aulia.
Sedangkan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak mengapresiasi pengembangan alat bantu napas dari ITS ini. Ia juga berjanji Pemerintah Provinsi Jatim akan membantu agar robot dapat dimanfaatkan masyarakat.
“Harapan saya dapat memberi efisiensi dalam penanganan Covid-19 saat ini,” kata Emil.
(Baca: 50% ICU RS Pemerintah Tanpa Ventilator, Erick Akan Cari ke Ujung Dunia)