Mengenal Badai Sitokin yang Sebabkan Kematian Penderita Virus Corona

Image title
31 Maret 2020, 12:56
Alessandro Garofalo Petugas pemakaman melihat peti jenazah dua pasien terinfeksi virus corona (COVID-19) saat upacara pemakaman di kota selatan Cisternino, Italia, Senin (30/3/2020).
ANTARA FOTO/REUTERS/Alessandro Garofalo/foc/dj
Alessandro Garofalo Petugas pemakaman melihat peti jenazah dua pasien terinfeksi virus corona (COVID-19) saat upacara pemakaman di kota selatan Cisternino, Italia, Senin (30/3/2020).

Apa itu Badai Sitokin?

Menurut Cron, sitokin adalah protein inflamasi imun yang berfungsi untuk menangkal infeksi dan menjinakkan sel kanker dalam tubuh. Namun, ketika sitokin di luar kontrol bisa menyebabkan penyakit. Kondisi ini dikenal sebagai badai sitokin atau cytokine storm.

Dalam kondisi badai sitokin, kata Cron, protein imun meningkat tak terkendali dan menyerang organ-organ sehat di tubuh sendiri ketika merespon sebuah virus. Menyebabkan inflamasi atau peradangan di berbagai organ dan bisa mengakibatkan kegagalan organ sampai kematian. Meskipun begitu Cron menyatakan belum ada penyebab pasti imun menjadi tak terkendali pada sebagian orang. Kemungkinan karena mutasi genetik pada tubuh seseorang.  

Hubungan badai sitokin dan kematian di virus Corona, kata Cron, telah terbukti dari penelitian paling mutakhir di Tiongkok pada 3 Maret lalu. Penelitian ini dipublikasikan di Springer.com oleh beberapa peneliti dari Tiongkok: Qiurong Ruan, Kun Yang, Wenxia Wang, Lingyu Jiang, dan Jianxin Song. Mereka meneliti 150 pasien Corona di Tiongkok: 68 meninggal dan 82 sembuh.  

Hasil laboratorium menunjukkan perbedaan signifikan dalam jumlah sel darah putih, nilai absolut pada limfosit, platelet dan albumin, total bilirubin, urea nitrogen dalam darah, kreatinin darah, myoglobin, cardiac troponin, C-reactive protein (CRP) dan interleukin-6 (IL-6) dari pasien yang sembuh dan yang meninggal. Mereka pun menyimpulkan Covid-19 telah menyebabkan fulminant myocarditis yang mengaktifkan sitokin atau menyebabkan badai sitokin, sehingga mengakibatkan kerusakan multiorgan dan kematian.

Cron berpendapat lebih lanjut bahwa hasil penelitian itu telah memberi pola efek badai sitokin bagi penderita virus flu. Karena kondisi demikian terjadi pula dalam kasus flu musiman, flu Spanyol, SARS, dan MERS. Kebanyakan menyebabkan kematian.

Oleh karena itu, Cron menyarankan dilakukan pemeriksaan nilai serum ferritin kepada penderita Corona. Jika terlalu tinggi, maka diduga kuat mengalami kelainan protein imun atau sitokin dan berpeluang menderita badai sitokin. Sehingga perlu langsung diberi pengobatan untuk meredakan badai sitokin. Alat untuk mengukur ini menurutnya murah dan sudah banyak di seluruh dunia.

(Baca: Ditopang Saham Farmasi, IHSG Sesi 1 Ditutup Naik Terbatas 1,7%)

Pengobatan Badai Sitokin

Cron menyatakan, pengobatan badai sitokin bisa menggunakan obat penekan imun seperti kortikosteroid yang berdosis tinggi selayaknya digunakan pada penderita autoimun. Bisa juga dengan menggunakan pendekatan spesifik setelah terjadi peradangan sitokin, termasuk dengan interleukins IL-1 dan IL-6 dan interferon-gamma.

Sementara peneliti dari The Scrippss Research Institute (TSRI), seperti dilansir Sciencedaily.com pada 2014, telah mampu mengembangkan obat untuk menekan badai sitokin akibat virus flu. Obat ini diberi nama percobaan CYM5442.

TSRI mengklaim obat ini mampu merobohkan jalur pengindera infeksi untuk meredam sitokin penyebab inflamasi di paru-paru. Dari percobaan yang mereka lakukan, banyak sitokin yang bisa diredam. Tidak hanya memblokir satu jalur. Karena menurut mereka memblokir satu jalur saja tak cukup.

Obat ini, menurut TSRI pun lebih ringan daripada obat steroid yang bertindak tanpa pandang bulu terhadap semua sel limfoid. Juga lebih ringan dari obat imunosupresan lain berdosis tinggi yang bisa memblokir sistem imun dan justru membuat virus lebih mudah mereplikasi diri.

Obat hasil penelitian TSRI telah dilisensikan di perusahaan farmasi Receptors. Pengembangan fase kedua dan ketiga telah berfungsi mengobati multiple sclerosis.   

Kembali kepada Randy Cron, ia menyatakan upaya pencegahan kematian bisa dilakukan dengan mempertimbangkan penanganan badai sitokin dengan obat yang telah ada selama menunggu vaksin dan obat Corona.     

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...