Harga Minyak Sentuh US$ 20 per Barel, Terendah Sejak November 2002

Image title
30 Maret 2020, 08:00
harga minyak, virus corona
KATADATA
Ilustrasi, kilang minyak. Harga minyak pada Senin (30/3) kembali menyentuh level US$ 20 per barel karena permintaan turun imbas pandemi virus corona.

(Baca: Khawatir Harga Minyak US$ 10, AS Desak Arab Saudi dan Rusia Rujuk)

Konsumsi minyak secara global biasanya mencapai 100 juta barel per hari. Namun, pandemi virus corona yang membuat 3 juta orang berada dalam karantina wilayah membuat permintaan turun 50%.

International Energy Agency Fatih Birol telah meminta produsen utama dunia seperti Arab Saudi menstabilkan arga. Namun, permintaan itu tak cukup untuk mengembalikan keseimbangan pasar.

"Kami ragu terhadap Arab Saudi yang akan membiarkan pihaknya dibujuk dengan mudah untuk kembali dari jalur balas dendam (perang harga) yang baru-baru ini dimulai," kata Commerzbank Analys Eugen Weinberg dikutip dari Reuters.

Arab Saudi sebagai pemimpin negara-negara OPEC telah menolak pemangkasan produksi minyak pada tahun ini. Padahal Arab Saudi kesulitan juga mencari pembeli untuk produksi minyak esktranya seiring penurunan permintaan secara global.

Kepala Dana Kekayaan Rusia Kirill Dmitriev menyatakan kepada Reuters bahwa negara OPEC dan sekutunya bisa saja mencapai kesepakatan pemangkasan pasokan jika negara-negara lain ikut bergabung.

Namun, analis meragukan pemangkasan produksi bisa mendorong harga minyak. "Sepertinya tidak ada yang bisa dilakukan Arab Saudi atau kelompok OPEC+ untuk mendorong harga ke arah yang lebih tinggi. Hancurnya permintaan tidak berarti pemangkasan produksi yang dibutuhkan," kata ING Analys Warren Patterson.

(Baca: Harga Minyak Diramal Anjlok ke US$ 10, Terendah Sejak Krisis Moneter)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...