Semerbak Nilai Ekonomi Serai Wangi
Hal tersebut dibenarkan oleh Surnadi, petani sekaligus penyuling serai wangi. Ia memutuskan untuk meninggalkan profesi sebelumnya sebagai tukang sayur. Sebab menanam dan mengolah serai wangi lebih menguntungkan. “Saya mendapat pemasukkan Rp 5 juta per 10 ton dan upah Rp 50 ribu per sekali menyuling,” katanya.
Pelaksanaan TTG serai wangi turut berkontribusi menambah lapangan pekerjaan. Hingga saat ini sudah ada 2 orang yang bekerja untuk proses destilasi, 4 orang pemanen, dan 5 orang yang bekerja membuat produk turunan. Selain itu, industri rumahan gerabah di Desa Payakabung turut memanfaatkan minyak atsiri serai wangi sebagai bahan untuk pembuatan gerabah.
Mengingat perannya dalam meningkatkan perekonomian dan membuka lapangan kerja, Kepala Desa Payakabung Faula Rosi berharap agar masyarakat dapat melahirkan beragam inovasi lainnya. “Saya berharap adanya bantuan pemerintah daerah, sehingga dapat mempermudah pengelolaan TTG serai wangi,” katanya.
Menurut Faula, pemerintah memainkan peran penting dalam melakukan intervensi pemasaran produk dan aturan yang mengakomodir kebutuhan Desa Payakabung agar menjadi mandiri. “Tidak hanya itu, diharapkan serai wangi beserta produk-produknya dapat menjadi komoditas unggulan di kabupaten Ogan Ilir,” tuturnya.
Bupati Ogan Ilir Ilyas Panji Alam, juga melihat TTG serai wangi sebagai peluang masyarakat untuk berkembang dan mendapatkan pendapatan lebih. “Ini merupakan tugas pemerintah desa untuk tetap mendukung budidaya dan pengolahan serai wangi, karena diharapkan dapat membuat masyarakat lebih mandiri,” ujarnya.