Harga Minyak Anjlok Hampir 2% di Tengah Keraguan Kesepakatan Dagang
Harga minyak mentah dunia turun hampir 2% pada perdagangan Selasa (15/10) waktu Indonesia. Penurunan dipicu oleh kekhawatiran permintaan minyak mentah dunia tetap di bawah tekanan, sejalan dengan adanya keraguan kesepakatan perdagangan Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok.
Dilansir dari Reuters, harga minyak mentah berjangka jenis Brent ditutup pada US$ 59,35 per barel, merosot US$ 1,16, atau 1,92%. Sedangkan harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate menetap di US$ 53,59 per barel, turun US$ 1,11 atau 2,03%.
AS dan Tiongkok pada Jumat (11/10) telah merampungkan kesepakatan perdagangan tahap pertama serta menangguhkan kenaikan tarif pekan ini. Hal ini langsung membuat Brent dan WTI naik lebih dari 3% pekan lalu, sekaligus menandakan kenaikan mingguan pertama sejak 20 September 2019.
(Baca: OPEC Janji Stabilkan Pasar, Harga Minyak Dunia Terkerek Naik Hampir 2%)
Namun optimisme negosiasi perdagangan nampaknya belum sepenuhnya tercapai. Pasalnya, Tiongkok memberi sinyal meminta negosiasi lebih lanjut. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin juga menegaskan tarif impor terhadap barang asal Tiongkok masih akan tetap berlaku hingga 15 Desember jika kesepakatan belum tercapai.
Adapun sentimen positif pekan lalu sebagian datang karena AS mengumumkan bakal mengirim pasukan ke Arab Saudi pasca-serangan kapal tanker minyak Iran di Laut Merah.
Harga minyak ikut terseret, lantaran kekhawatiran peningkatan eskalasi konflik Timur Tengah dapat mempengaruhi output atau ekspor Irak.
Namun, Menteri energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman, mengatakan eksportir minyak tetap berkomitmen terkait pengurangan produksi global dalam kesepakatan antara OPEC dan negara sekutu produsen minyak atau OPEC +.
(Baca: Sempat Naik Efek Ledakan Kapal Iran, Harga Minyak Dunia Hari Ini Turun)