Ancaman Bahaya dan Penyebab Fenomena Langit Merah di Jambi

Hari Widowati
23 September 2019, 10:21
kabut asap, langit merah muaro jambi, fenomena langit merah di jambi, penyebab langit merah, polusi udara, fenomena hamburan Mie
ANTARA FOTO/SYARIF ABDULLAH
Fenomena langit berwarna merah terlihat di Muaro Jambi, Provinsi Jambi, Sabtu (21/9).

Fenomena Serupa Pernah Terjadi di Amazon

Fenomena langit berwarna merah juga pernah terlihat di Amazon, Brasil pascakebakaran yang melanda hutan tropis yang menjadi paru-paru dunia tersebut, Agustus lalu. Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA) menggunakan instrumen Atmospheric Infrared Sounder (AIRS) yang memotret kawasan tersebut dari ketinggian 5.500 meter.

Dalam animasi yang ditunjukkan oleh NASA pada 23 Agustus 2019, tingginya konsentrasi karbon monoksida (CO) di udara menyebabkan atmosfer Bumi berubah warna dari hijau menjadi merah. Warna hijau menunjukkan konsentrasi karbon monoksida mencapai 100 bagian per semiliar (parts per billion/ppbv).

Warna kuning menunjukkan konsentrasi karbon monoksida sebanyak 120 bagian per semiliar. Adapun warna merah menunjukkan konsentrasi karbon monoksida di atas 160 bagian per semiliar. Citra satelit NASA menunjukkan awan berwarna merah menutupi langit Brasil sebelum mengarah ke barat dan timur, yakni ke Samudra Pasifik dan Atlantik.

Seperti dilansir globalnews.ca, debu berisi polutan hasil kebakaran hutan dan lahan bisa terbang terbawa angin hingga ke tempat-tempat yang jauh. Partikel karbon monoksida yang ada di udara juga bisa bertahan hingga sebulan lamanya di atmosfer.

(Baca: Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Masih Kalah dari Pekanbaru)

Pekatnya Kabut Asap di Jambi
Pekatnya Kabut Asap di Jambi (ANTARA FOTO/WAHDI SEPTIAWAN)

Memicu Asma dan Penyakit Paru-paru

Partikel debu dan karbon monoksida yang terbawa angin bisa memicu gangguan pernapasan, asma, hingga penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Di beberapa daerah yang dilanda karhutla, dilaporkan jumlah pasien yang menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) meningkat mencapai puluhan hingga ratusan ribu orang. Gejalanya adalah batuk, pilek, dan demam hingga radang pada paru-paru.

Buruknya kualitas udara yang ditimbulkan oleh kabut asap karhutla juga memperburuk kondisi masyarakat yang sudah memiliki riwayat penyakit asma. Mereka akan merasa sesak napas dan asmanya kambuh.

Sementara itu, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) ditandai dengan batuk kronis berkepanjangan, batuk berdahak, dan peningkatan infeksi pernapasan. Penderita juga akan merasakan sesak napas ketika beraktivitas, dada sakit, kelelahan, hingga demam ringan. Jika penderita mulai kesulitan mengatur napas atau berbicara, bibir berubah berwarna biru, atau kehilangan kesadaran maka penderita harus segera mendapat pertolongan medis.

(Baca: Iritasi hingga Kematian Menghantui Korban Terdampak Asap Karhutla)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...