Terseret Sentimen Perang Dagang, Harga Minyak Dunia Anjlok 3%

Image title
6 Agustus 2019, 09:43
minyak
Katadata
Perang dagang menekan harga minyak mentah dunia sebesar 3%.

Harga minyak global anjlok lebih dari 3% pada perdagangan Senin (5/8) waktu Amerika Serikat (AS), terseret kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global dan memanasnya perang dagang AS dan Tiongkok. Situasi ini dinilai dapat membatasi permintaan minyak mentah dari negara importir terbesar dunia tersebut. 

Mengutip laman Reuters, harga acuan minyak brent futures pada perdagangan Senin, turun sekitar U$2,08 atau 3,36% menjadi US$59,81 per barel.

Sedangkan data Genscape menunjukkan, pasokan di Cushing turun hampir 2,4 juta barel pada pekan kedua Agustus. Demikian juga dengan diskon WTI ke Brent menyempit menjadi $ 5,15 per barel, terkecil sejak Juli 2018.

(Baca: Harga Minyak Naik 3%, Dipicu Ancaman Tarif Baru Trump ke Tiongkok)

Kedua harga acuan minyak mentah anjlok lebih dari 7% sejak Kamis lalu ke level terendah setelah pengumuman tarif Trump, pekan lalu.

Tak hanya itu, kekhawatiran perang perdagangan juga ikut menghantam ekuitas global pada Senin (5/8) waktu setempat, namun memicu rally dalam aset safe-haven termasuk yen Jepang, obligasi pemerintah dan emas.

"Meskipun kabar terbaru perdagangan akan menghantam permintaan minyak global untuk tahun ini ataupun ke depannya, Asia tampaknya akan menanggung beban yang diperkirakan berasal dari pelambatan permintaan minyak," kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates dalam sebuah catatan.

Konflik dagang kembali memanas setelah pekan lalu setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan akan mengenakan tarif baru 10% senilai US$ 300 miliar untuk produk impor Tiongkok. Aturan yang mulai diterapkan 1 September itu pun bisa saja kembali meningkat jika Presiden Cina Xi Jinping gagal mengimplementasikan kesepakatan perdagangan.

(Baca: Setelah Sempat Anjlok Hingga 7%, Harga Minyak Hari Ini Stabil)

Rencana kebijakan baru Trump tersebut menuai reaksi keras Tiongkok. Selain mengancam akan mengangguhkan pembelian produk pertanian AS. Negeri Tirai bambu juga telah membiarkan yuan jatuh hingga ke level 7 per dolar untuk pertama kalinya, dalam satu dekade.

Nilai tukar Yuan yang lebih rendah meningkatkan biaya impor minyak berdenominasi dolar di Tiongkok. Adapun Tiongkok saat ini merupakan salah satu importir minyak mentah terbesar dunia.

Tanda-tanda meningkatnya ekspor minyak dari Amerika Serikat juga menekan harga minyak pada Senin. Data Biro Sensus AS menunjukkan, pengiriman AS melonjak sebesar 260.000 barel per hari (bph) pada Juni ke rekor bulanan 3,16 juta barel per hari.

Reporter: Verda Nano Setiawan
Editor: Ekarina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...