Sutopo Purwo Nugroho, Pejuang Bencana dan Kanker yang Telah Tiada

Sorta Tobing
7 Juli 2019, 12:44
sutopo meninggal
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Kepala Humas dan Pusat Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho meninggal pada pagi tadi sekitar pukul 02.20 waktu Guangzhou, Tiongkok, atau pukul 01.20 WIB.

Namun, di tahun yang sama, ia malah diminta mengabdi di BNPB. Sutopo mau-tak mau belajar dari nol soal komunikasi dan cara menulis dengan baik. Lalu, ia melihat media yang paling aktif menjangkau masyarakat, yaitu media sosial.

Sutopo sangat memanfaatkan akun Twitternya. Pengikutnya mencapai lebih 235 ribu orang. Kicauannya sudah mencapai 13 ribu. Ia sadar tak mungkin memakai bahasa teknis, bahkan untuk menjelaskan soal likuifaksi pasca gempa di Palu, Sulawesi Tengah. Bahasanya sederhana, memakai guyonan khas milenial, dan kadang memenggal lirik lagu Raisa.

Pria kelahiran Boyolali, 7 Oktober 1969 itu mengaku senang dengan lagu-lagu Raisa. Bahkan hafal hampir semua lagunya. Ia tersenyum ketika ingat warganet membuat tanda pagar #raisameetsutopo yang sempat menjadi trending topic. Perjumpaan itu akhirnya terwujud pada November lalu saat menghadiri wawancara khusus sebuah media nasional.

Semua cuitan, caption di Instagram, hingga rilis media, Sutopo memilih menuliskannya sendiri. Setiap tahun, ia mengaku membuat 300-600 rilis. Tak pernah memakai jasa admin karena ia tak mau gaya penulisannya berubah.

Momen yang berkesan bagi Sutopo adalah ketika bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Tokoh ini menjadi salah satu idolanya, bahkan sejak Jokowi masih menjadi Walikota Solo.

Kesempatan untuk melihat sosok orang nomor satu di Indonesia itu pernah beberapa kali terjadi dalam kehidupan Sutopo. Tapi peristiwa berjumpa, bersalaman, dan berbicara empat mata baru bisa terwujud pada Oktober lalu. Ketika itu, Jokowi mengundang Sutopo datang ke Istana Bogor. Presiden mengucapkan terima kasih untuk kerja Sutopo dan mendoakan untuk kesembuhannya.

(Baca: Puja Puji Sutopo ke Jokowi Usai Dapat Hadiah Foto Jelang Ulang Tahun)

Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana Pimpinan Pusat Muhammadiyah (MDMC) Budi Setiawan menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya Sutopo. “Kita semua kehilangan atas meninggalnya Pak Topo," kata Budi melalui pesan tertulis seperti dikuti Antara.

Ia mengatakan, Sutopo tetap menyampaikan berita-berita kebencanaan secara cepat dan akurat meskipun dalam keadaan sakit. Menurut Budi, hal itu sangat penting karena kerap kali terjadi informasi yang simpang siur tentang bencana yang yang terjadi. "Pak Topo secara cepat memberikan berita yang lugas dan bisa cepat diterima," tuturnya.

Budi mendoakan Sutopo meninggal secara khusnul khotimah dan dapat lahir "Sutopo-Sutopo" baru dalam penginformasian kebencanaan di Indonesia.

Sebelum sakit, Sutopo sempat mendirikan museum dan pusat informasi bencana alam yang letaknya tak jauh dari ruang kantornya. Ia mengatakan, menata sendiri informasi apa saja yang patut diberikan kepada pengunjung. Ada diorama, peta, dan bagan interaktif. Barang-barang yang tertimbun abu Gunung Merapi, Yogyakarta pun bisa dilihat oleh pengunjung.

Museum ini seolah menjadi karya pamungkas Sutopo. Seluruh pengabdian hidupnya dapat dilihat di sana. Selamat jalan, Pak Topo. Terima kasih untuk perjuangannya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...