Jejak Suram Mobil Nasional, Bagaimana Nasib Esemka?

Dwi Hadya Jayani
20 Juni 2019, 16:03
esemka, mobil nasional, mobnas, industri otomotif, Timor, Bimantara, Maleo
ANTARA FOTO/ALOYSIUS JAROT NUGROHO
Sejumlah mobil Esemka terparkir di halaman pabriknya di Boyolali, Jawa Tengah

Dampak dari gugatan ini mengharuskan Timor ditutup setelah adanya kesepakatan antara Presiden Soeharto dan Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional, Michel Camdessus. Diterbitkanlah Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 20 tahun 1998 untuk mengakhiri mobnas. Keruntuhan Timor juga didukung turunnya Soeharto dari tampuk kepemimpinan sebagai orang nomor satu di Indonesia.

Selanjutnya, proyek Bimantara yang dinakhodai oleh Bambang Trihatmodjo. Bagai kembar identik, Bimantara memiliki beberapa kesamaan dengan Timor. Bimantara juga menggandeng perusahaan Korea Selatan untuk pengembangan mobilnya. Kala itu Bambang mempercayai Hyundai untuk di-rebadge.

Proyek ini pun melahirkan dua produk, yaitu Hyundai Accent dan Bimantara Nenggala. Kesamaan lainnya, nasib perusahaan otomotif putra Soeharto ini pun runtuh seiring dengan kejatuhan Orde Baru.

Esemka yang Sempat Jadi Kendaraan Dinas Jokowi

Kehadiran mobnas Vietnam memunculkan ingatan mengenai nasib mobnas Esemka yang hingga kini statusnya masih dipertanyakan. Sejak jatuhnya sanksi dari WTO terhadap Timor, belum ada pendefinisian mengenai mobnas. Konsep pengembangan mobnas harus tidak diskriminatif, agar tidak terkena sanksi dari WTO.

Esemka pertama kali digagas pada 2007 oleh Sukiyat untuk transfer ilmu kepada siswa-siswa SMK. Dua tahun kemudian, lahirlah mobil buatan anak SMK bernama Esemka Rajawali. Nama Esemka semakin melejit ketika Jokowi yang kala itu menjadi Walikota Solo menjadikan Esemka sebagai kendaraan dinasnya.

(Baca: Bahas Mobil Esemka, Jokowi Ingatkan Masalah Desain dan Harga)

Saat itu pengembangan Esemka sempat menjadi rebutan. Pengembangan mobnas ini diperkirakan membutuhkan modal awal Rp 100 miliar. Awalnya, Garansindo berminat untuk meminang Esemka dengan berinvestasi dan mengembangkan karya anak SMK ini. Namun, kerja sama ini gagal mencapai kesepakatan.

Pada 21 April 2015, perusahaan pimpinan AM Hendropriyono, PT Adiperkasa Citra Lestari berhasil menarik hati Esemka. Nama perusahan pun berubah menjadi PT Adiperkasa Citra Esemka Hero (ACEH). Esemka pun berkembang dengan membangun pabrik di di Boyolali, Bogor, dan lokasi lain di Jawa Barat

Pengembangan Esemka tidak berjalan mulus. Mobil ini sempat tidak lolos uji emisi gas buang hingga dua kali. Pada 2010, Esemka disebut memiliki gas buang yang terlalu tinggi. Dua tahun kemudian, uji emisi sebagai prasyarat mobil bisa diproduksi, kembali gagal.

Akhirnya pada Agustus 2012, pengujian emisi ketiga kalinya berhasil dan Esemka dinilai memenuhi standar. Meskipun telah lulus emisi, Esemka harus mengurangi bobot kendaraan hingga setengahnya.

(Baca: Bahas Mobil Esemka, Jokowi Ingatkan Masalah Desain dan Harga)

Meskipun telah melalui serangkaian pengembangan sejak 2009, hingga saat ini Esemka belum dapat diproduksi massal. Hal ini dikarenakan standar emisi Euro 4 telah diberlakukan untuk semua jenis kendaraan roda empat. Sementara Esemka baru mendapatkan Sertifikat Uji Tipe (SUT) bermesin Euro 2. Artinya, mobil Esemka yang telah mendapat SUT harus melalui pengujian ulang dengan mesin yang berbahan bakar Euro 4.

Hingga saat ini Esemka masih melakukan pembenahan dan menunggu kepastian pemerintah mengenai program mobil nasional. Jokowi saat membuka pameran Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) tahun lalu mengatakan pemerintah berkewajiban terus mendorong agar industri otomotif berkembang.

Meski begitu, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika menyampaikan, sampai saat ini ia belum mendapatkan arahan program pemerintah mengenai mobil nasional.

(Baca: Mobil Pedesaan Akan Diproduksi Massal di Tahun Pemilihan Presiden)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...