Jokowi: Kalau Kalah, Wajar Tidak Puas tapi Jangan Buat yang Aneh-aneh

Ameidyo Daud Nasution
19 Mei 2019, 20:25
Joko Widodo selaku Presiden Indonesia buka puasa bersama dengan pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) di kediaman ketua DPD RI, Karang Asem Utara, Kuningan, Jakarta Selatan (15/5).
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Joko Widodo selaku Presiden Indonesia buka puasa bersama dengan pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) di kediaman ketua DPD RI, Karang Asem Utara, Kuningan, Jakarta Selatan (15/5).

Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan semua pihak agar mengikuti proses penetapan pemenang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 sesuai koridornya. Apalagi, Indonesia sudah beberapa kali menggelar helatan serupa.

Jokowi bahkan meminta pihak yang tidak puas hasil Pilpres dan Pemilihan Umum 2019 agar tidak berbuat aneh-aneh. Dia mengatakan wajar apabila ada pihak yang tidak puas usai kalah dalam perlombaan ini.

"Yang namanya kalah pasti tidak puas. Tidak ada yang namanya kalah lalu puas, tidak ada," kata Jokowi usai berbuka puasa bersama Partai Golkar di Jakarta, Minggu (19/5).

Jokowi mengingatkan bagi pihak yang tidak puas agar mengikuti tahapan pemilu sesuai aturan dengan melapor ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) atau Mahkamah Konstitusi (MK). Dia mengatakan proses tersebut sesuai Undang-Undang yang sebenarnya telah disepakati bersama antar fraksi yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. "Jangan aneh-aneh lah," kata dia.

(Baca: Hasil Rekapitulasi Suara KPU, Prabowo Menang Jauh di Sulawesi Selatan)

Mantan Walikota Solo tersebut juga mengatakan tanggal 17 April lalu rakyat Indonesia sudah berkehendak dan memutuskan calon pemimpinnya. Oleh sebab itu saat ini saatnya semua proses yang ada di Komisi Pemilihan Umum (KPU) diikuti sampai selesai. "Harusnya mekanisme konstitusional itu yang diikuti," kata Jokowi.

Sedangkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengatakan buka puasa bersama Jokowi ini dilakukan dalam rangka menyambut kemenangan Presiden RI petahana itu. Apalagi menurutnya baru sekali usai reformasi calon presiden yang diusung partai beringin tersebut memenangkan Pilpres.

"Partai Golkar all out dalam mendukung. Semua kader mulai tingkat pusat, daerah, kecamatan, dan desa menggalang dukungan," katanya dalam sambutan.

Wacana turun ke jalan alias people power mulai dihembuskan kubu Prabowo-Sandiaga jelang penetapan pemenang Pilpres 2019 tanggal 22 Mei mendatang. Bahkan politisi Gerindra Fadli Zon mengatakan pihaknya enggan membawa proses ini ke MK lantaran ogah seperti 2014 lalu. "Saya yakin Prabowo-Sandiaga tidak akan menempuh jalan MK," kata Fadli.

(Baca: Tokoh Ulama Aceh Ajak Masyarakat Terima Hasil Pemilu 2019)

Awalnya rencana turun ke jalan dipekikkan politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais dan Eggi Sudjana. Belakangan, Eggi malah tersandung kasus dugaan makar. Meski demikian, Fadli mengatakan pihaknya juga tak akan menginisiasi masyarakat untuk melakukan aksi di hari penetapan hasil Pemilu pada 22 Mei 2019.

Menurutnya, BPN Prabowo-Sandiaga menyerahkan sepenuhnya rencana gerakan 'people power' itu kepada masyarakat. "Rakyat boleh turun ke jalan, rakyat boleh protes. Siapa yang bilang enggak boleh? Itu dijamin konstitusi kita," ujarnya.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...