SKK Migas-Chevron Belum Sepakat Besaran Bagi Hasil Proyek IDD
Pemerintah belum juga menyetujui propoosal pengembangan (PoD) proyek Indonesia Deep Water Development (IDD) tahap II. Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan pihaknya dan Chevron Pacific Indonesia belum mencapai kesepakatan terkait bagi hasil (split) di proyek tersebut.
Dwi mengatakan Chevron akan menggunakan skema gross split untuk Proyek IDD tahap II yang mencakup lapangan Gendalo di Blok Ganal dan Lapangan Gehem di Blok Rapak. "Karena risiko ada di operator, tentu jadi sangat alot karena mereka akan hitung risiko," kata dia saat ditemui di Gedung SKK Migas, Rabu (8/5).
Ia menargetkan hitungan bagi hasil bisa disepakati pada semester 1 2019 ini. Pasalnya SKK Migas dan Chevron sudah sepakat terkait biaya pengembangan IDD tahap kedua. "Ini tahap finalisasi karena development cost-nya sudah bisa diterima," kata dia.
(Baca: SKK Migas: Pembahasan IDD Bisa Lebih Cepat Tuntas daripada Blok Masela)
Chevron sebagai operator proyek IDD telah mendapatkan persetujuan pengembangan proyek IDD sejak 2008. Dalam proposal pengembangan awal disebutkan nilai investasinya sekitar US$ 6,9 miliar sampai US$ 7 miliar.
Namun, proposal itu direvisi karena harga minyak naik. Chevron kemudian mengajukan angka US$ 12 miliar pada 2013. Sayangnya proposal itu tidak disetujui pemerintah.
Hingga akhir 2015, Chevron kembali mengajukan revisi dengan nilai investasi US$ 9 miliar dengan permintaan insentif investment credit di atas 100%. Proposal itu pun kembali ditolak oleh pemerintah.
(Baca: Proyek IDD Chevron Masih Terganjal Hitungan Nilai Keekonomian)
Chevron kembali mengajukan proposal IDD pada Juni 2018. Chevron mengajukan investasi pengembangan sebesar US$ 6 miliar. Namun SKK migas mengestimasi biaya pengembangan proyek IDD hanya sebesar US$ 5 miliar.
Dari data SKK Migas, proyek IDD bisa melakukan produksi hingga 1.120 Million Standard Cubic Feet per Day (MMscfd) gas dan 40 ribu barrel per hour (bph) minyak. Proyek ini ditargetkan beroperasi pada kuartal I 2024.