DPR Kembali Diisi Partai Lama, Kinerjanya Diprediksi Tak Akan Membaik
Hal senada disampaikan Koordinator Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jerry Sumampouw. Menurutnya, kinerja DPR periode 2019-2024 agak sulit berubah karena partai-partai yang perolehan suaranya di atas ambang batas parlemen 4% merupakan petahana.
Jika ada calon anggota dewan baru dari partai-partai tersebut yang berhasil masuk parlemen, mereka akan sulit bertahan. Sebab, kultur partai masih sangat dominan dalam menggerakkan kerja-kerja mereka di DPR.
"Kalau orangnya hebat, tapi sendiri dia akan mental juga," kata Jerry. (Baca: Jor-joran Beriklan di TV, Begini Perolehan Suara Parpol)
Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti menilai lebih dominannya partai lama lolos ke parlemen imbas dari pelaksanaan Pileg bersamaan dengan Pilpres. Menurut Ray, masyarakat saat ini lebih memilih calon presiden dan calon wakil presiden ketimbang wakil mereka di parlemen.
Alhasil saat memilih caleg, masyarakat cenderung hanya mencoblos partai politiknya saja. Adapun, partai-partai lama dianggap lebih terkenal ketimbang partai baru.
Sehingga, peluang partai-partai lama untuk terpilih lebih besar ketimbang partai baru. "Kecenderungan yang dipilih bukan caleg, tapi partai politik," kata Ray.