Survei Maret: Selisih Menipis, Elektabilitas Jokowi 55%, Prabowo 37%
(Baca: Hasil Survei Maret: Selisih Elektabilitas Jokowi vs Prabowo Menyempit)
Alhasil, basis pendukung kuat Jokowi-Amin hanya mencapai 46,6 persen dan Prabowo-Sandi sebesar 29,2 persen. Dengan demikian, secara total pemilih yang belum punya preferensi ditambah kemungkinan perubahan pilihan, sekitar 24,1 persen suara akan menentukan hasil akhir pemilihan umum.
Indikator Politik Indonesia juga membuat model prediksi perubahan pilihan dan kelompok yang belum punya preferensi. Perhitungannya berdasarkan karakteristik sosilogis, psikologis, dan ekonomi politik sesuai demografi pemilih kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Hasilnya, sekitar 7,7 persen pemilih pengambang bakal memilih Jokowi-Amin dan kisaran 9,2 persen mungkin memberikan suara kepada Prabowo-Sandi. Sementara itu, kelompok pemilih yang belum punya preferensi bakal terdistribusi secara merata kepada setiap pasangan masing-masing sebesar 3,6 persen.
(Baca: Hari Coblosan Jelang Libur Panjang Berpotensi Gerus Suara Jokowi)
Secara total, proyeksi model Indikator Politik Indonesia untuk suara mengambang dan suara belum punya pilihan akan menghasilkan 11,3 persen kepada Jokowi-Amin dan 12,8 persen menuju Prabowo-Sandi. Sehingga, elektabilitas Jokowi-Amin mencapai 57,9 persen dan Prabowo-Sandi sebesar 42,1 persen.
Menurut analisis agregat akhir, Jokowi-Amin bakal menang pada pemilihan presiden dan wakil presiden 17 April mendatang. "Kalau tidak ada kejadian luar biasa dalam waktu dua pekan, selisihnya akan cukup signifikan," kata Burhanuddin.