Mengenal Sudagaran Solo, Motif Batik yang Berkembang di Luar Keraton

Michael Reily
25 Maret 2019, 16:21
Batik Sudagaran
Infobatik.id
ilustrasi motif batik Solo

Dalam penulisan buku Sudagaran Solo, Hartono juga dibantu oleh Helen Ishwara, L.R. Supriyapto Yahya, serta Xenia Moeis. Fotografer ternama Arbain Rambei juga ikut membantu Hartono dalam memberi ilustrasi foto serta pengambaran dalam membahas keunikan batik Sudagaran Solo.

Dengan buku ini, dia berharap buku Sudagaran Solo dapat membantu generasi muda untuk mencari referensi tentang batik.

Kolektor Batik

Hartono sebelumnya dikenal sebagai pengusaha batik. Dia  memulai bisnis batik dengan label Batik Kencana Ungu sejak 1972 di Jakarta. Tak lama berselang, dia pun mulai tertarik menjadi seorang kolektor batik. Tujuannya kala itu, untuk untuk melestarikan budaya kain tradisional Indonesia.

Dia mengkoleksi batik-batik corak kuno sejak 1983. Batik koleksi pertama Hartono adalah batik dari pesisir, seperti Pekalongan dan Lasem. "Koleksi batik saya yang paling tua itu berasal dari tahun 1850-an," ujarnya.

(Baca: Ekspor Batik Indonesia Capai Rp 747 Miliar Sepanjang 2018)

Selain Sudagaran Solo, Hartono juga pernah menulis dan mempublikasikan empat buah buku yaitu Batik Pesisir Pusaka Indonesia, Benang Raja Menyimpul Keelokan Batik Pesisir, Batik Garutan, serta Batik Betawi. Dia mengaku mengedepankan visual batik sehingga dan detailnya terlihat kentara.

Buku batik Sudagaran Solo diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama memiliki total 256 halaman. Buku itu sudah bisa dibeli di toko buku mulai tanggal 15 April 2019 dengan harga Rp 500.000.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...