Tuding Media, Prabowo Gunakan Strategi 'Firehose of Falsehood'

Dimas Jarot Bayu
7 Desember 2018, 18:15
 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno
ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Seorang partisipan membentangkan baliho pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat peresmian rumah pemenangan di Surabaya, Jawa TImur, Senin (22/10/2018).\

Badan Intelijen Negara (BIN) pada Maret 2018 mencatat 60% konten di media sosial berisikan hoaks. Survei Polmark Indonesia yang dirilis Agustus 2018 pun menunjukkan 60,8% pemilih Indonesia pernah menemukan informasi bohong dan fitnah di media sosial.

Lebih lanjut, TKN Jokowi-Maruf bakal membangun narasi yang lebih kreatif berdasarkan data dan fakta. Strategi lainnya adalah dengan mengoptimalkan penggunaan media sosial untuk kampanye Jokowi-Ma'ruf.

Jokowi-Ma'ruf memiliki puluhan ribu akun di media sosial guna mendukung kampanye Pilpres 2019. Jumlah tersebut disokong pula oleh ratusan ribu akun calon anggota legislatif yang tergabung dalam sembilan partai politik Koalisi Indonesia Kerja. "Pasukannya harus banyak dan berorkestra," kata Karding.

Prabowo sebelumnya memprotes media massa lantaran dianggap tidak meliput Reuni 212 yang berlangsung di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, pada Minggu (2/12). Padahal, dia menilai Reuni 212 merupakan peristiwa besar karena diklaim menghadirkan 11 juta peserta.

Bahkan, lanjutnya, ada media massa yang menyebut bahwa peserta Reuni 212 hanya belasan ribu. Dia pun menuduh jika media massa yang harusnya obyektif dan bertanggung jawab saat ini menjadi bagian dari upaya memanipulasi demokrasi. "Rakyat mau dibohongi, dicuci otaknya, dengan pers yang terus terang saja banyak bohongnya daripada benarnya," kata Prabowo di Jakarta, Rabu (5/12).

Ia pun menilai media massa telah menelanjangi diri mereka di hadapan rakyat Indonesia karena melakukan hal tersebut. Ketua Umum Gerindra itu lantas menyebut jurnalis sudah tak pantas menyandang predikat profesinya karena mengkhianati tugas yang diemban.

Dia pun menyebut tak akan lagi mengakui para jurnalis yang meliputnya. Di hadapan para pendukungnya, Prabowo bahkan menyarankan mereka tak menghormati jurnalis. "Mereka hanya antek dari orang yang ingin menghancurkan Indonesia," kata dia.

(Baca: AJI: Ucapan Prabowo Soal Media Berbohong Berlebihan dan Sentimentil)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...