Basarnas Prediksi Tak Ada Korban Selamat dari Jatuhnya Lion Air JT 610
Untuk semua upaya ini, Basarnas mengerahkan armada kapal laut Basarnas Special Group (BSG) dan helikopter. TNI AL ikut menggerakkan KRI Rigel-933 yang memiliki teknologi Remotely Operated Vehicle (ROV) dan sonar untuk mendeteksi benda di bawah laut. “Pencarian bangkai pesawat akan kita upayakan dengan menambah alat dari BPPT,” kata Bambang.
Menurut Bambang, luasan pencarian korban berradius 150 mil persegi. Pencarian dilakukan tanpa henti selama 24 jam. Sementara potongan tubuh korban yang sudah ditemukan dibawa ke posko pencarian yang berada di JICT II Tanjung Priok, Jakarta. Dari sana dibawa ke Rumah Sakit Polri di Kramat Jati untuk diidentifikasi.
Selain potongan tubuh, Tim SAR Gabungan menemukan pakaian, KTP, paspor, SIM, KTA, kartu BPJS, serta buku tabungan para korban. Puing berupa bagian ekor pesawat juga telah ditemukan oleh Tim SAR Gabungan.
(Baca juga: Lion Air JT-610 Sempat Minta Kembali ke Bandara Soekarno Hatta).
Pesawat Lion Air JT 610 sebelumnya jatuh setelah hilang kontak dengan menara Air Traffic Control (ATC) Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten pada pukul 06.33 WIB. Pesawat tak terdeteksi saat berada di ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut di dekat perairan Tanjung, Karawang, Jawa Barat.
Lion Air JT 610 awalnya lepas landas pukul 06.20 WIB. Saat itu, Lion Air JT 610 tengah membawa 178 orang dewasa, satu anak, dan dua bayi infant. Sementara, terdapat dua kru dan enam awak kabin.