Manuver Amien Rais Maju Capres 2019 dan Sejarah Pahit dalam Pemilu

Dimas Jarot Bayu
11 Juni 2018, 13:58
amien rais
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Politisi Senior PAN Amien Rais (tengah) kembali bermanuver dengan menyatakan maju sebagai kandidat capres 2019.

Bukan sekali ini, Yusril mengingatkan akan 'siasat politik' Amien yang saat itu menjabat sebagai Ketua MPR.

Yusril mengingatkan pepatah Jawa yang menyebut ucapan seorang pemimpin adalah 'sabdo pandito ratu', sehingga pemimpin itu tidak seharusnya munafik antara ucapan dan tingkah laku.

"Pemimpin seperti ini akan kehilangan kredibilitas di mata rakyat dan pendukungnya," kata dia.

Beban berat Amien

Apabila Amien maju dalam Pilpres 2019, tak mudah bagi Amien bertarung menyaingi kandidat petahana Presiden Joko Widodo (Jokowi). Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, Amien pernah mengikuti pemilu pada 2004 berdampingan dengan Siswono Yudo Husodo.

Ketika itu, Amien-Siswono hanya mendapatkan posisi keempat di bawah Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla, Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi, serta Wiranto-Salahuddin Wahid. Amien-Siswono hanya memperoleh dukungan sebesar 17,3 juta atau 14,66% dari total suara.

Qodari menilai, hasil tersebut menunjukkan bahwa Amien belum memiliki basis pendukung yang cukup besar untuk bisa memenangkan Pilpres. "Lain kalau pada saat itu dia peringkat dua, misalnya SBY terus Amien Rais, maka bisa dikatakan suara pendukungnya besar. Ini kan nomor empat," kata Qodari ketika dihubungi Katadata.co.id, Senin (11/6).

(Baca juga: JK: Sulit Mencari Lawan Jokowi)

Qodari menambahkan, tantangan bagi Amien terkait tingkat kesukaan publik kepadanya. Menurut Qodari, survei 2003-2004 menyatakan jika tingkat pengenalan terhadap Amien cukup tinggi di atas 90%.

Hanya saja, tingkat pengenalan itu tak berbanding lurus dengan tingkat kesukaan publik. Qodari mengatakan, tingkat kesukaan terhadap Amien ketika survei 2003-2004 menjadi salah satu yang cukup rendah.

Tantangan lainnya karena popularitas dari Amien dinilai mulai berkurang. Qodari menilai masa kejayaan popularitas Amien berada pada rentang 1999-2004.

Dengan semakin berkurangnya popularitas Amien, Qodari menilai elektabilitasnya pun akan kian merosot. "Ketika sedang jaya-jayanya dia ikut Pilpres itu kalah. Sekarang saya kira Pak Amien sudah tidak sepopuler dulu," kata Qodari.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...