Gunakan PMN Rp 400 M, Pindad Genjot Produksi Amunisi Kaliber Kecil
"Kami masih perlukan kerja sama yang berupa strategic partnership. Masih kami kaji apakah mau berjalan dengan Ceko, Kanada atau Cina," kata Abraham.
Abraham menargetkan, perluasan pabrik itu selesai pada akhir 2018. Hal itu dilakukan agar awal 2019 Pindad mulai bisa melakukan produksi amunisi kaliber kecil lebih banyak.
"Sehingga kapasitas Pindad yang tadinya 165 juta butir per tahun akan naik jadi 275 juta butir per tahun," kata dia. (Baca: BAIS Tahan Senjata Impor Polisi Mengacu Peraturan Menteri Pertahanan)
Selain itu, Pindad juga akan menggunakan Rp 300 miliar dari PNM untuk pengembangan lini produksi lainnya, seperti amunisi kaliber besar (MKB), Direktorat Teknologi, dan Direktorat Industrial. Abraham menjelaskan, pengembangan diperlukan Pindad untuk proses uji dan produksi peralatan industrial, seperti ekskavator, alat dan mesin pertanian (Alsintani), serta generator listrik.
"Karena kita Pindad juga ditunjuk unruk mendukung pembangunan infrastruktur 35 ribu megawatt," kata Abraham.
Abraham menuturkan, Pindad akan bekerja sama dengan Afrika Selatan dan Korea Selatan dalam pengembangan amunisi kaliber besar . Saat ini, pihaknya masih dalam tahap pengkajian kerja sama tersebut. "MKB juga masih dalam kajian untuk lakukan strategic partnership dengan vendor yang tentunya sudah punya kemampuan," kata dia.